JOGJA
Siang terik, aku mengusap peluh yang berleleran di keningku. “Panas…” keluhku. “Capek…” temanku menambahkan. “He-eh… Mana gak bawa kamera lagi…” Aku menghenyakkan tubuh lelahku di sebuah arca batu sambil bersandar. Teman seperjalananku, Fida, berkacak pinggang di hadapanku. “Kalau mau istirahat tuh yang enak, kek. Di sini sama saja berjemur matahari tahu!!!” Ia beranjak meninggalkanku. Setengah terpaksa kulangkahkan kaki mengikutinya. Hhh… Ternyata begini, ya, Candi Borobudur yang termasyhur itu? pikirku kesal. Kayaknya waktu buat mengelilinginya tidak lebih lama daripada memutari Gedung Al Azhar di kampusku deh. “Mbak-mbak.. Sini, Mbak.. Ikutan foto, yuk, Mbak..” Seorang bapak beserta anaknya tampaknya memanggil kami. “Da, manggil kita nggak sih, itu?” bisikku. “Au, ah…” Fida tampak tak tertarik. “Sini, Mbak.. Foto bareng..” Bapak itu terus saja melambai-lambaikan tangan. “Kesana, yuk.. Foto bentar gak ada salahnya kan…” Aku berbelok ke arah bapak-bapak yang sibuk berpose. “Ohhh.. ...