JEJAK MIMPI (BAGIAN 3 : KESAN PERTAMA SINGAPURA)
Ada beberapa hal yang kucatat saat berada di sana. Saat di MRT Bandara Changi yang bertolak ke pusat kota, semua petunjuk yang disampaikan terdiri 4 bahasa: Bahasa Inggris, Melayu, China, dan India. Kusadari bahwa tidak ada bahasa persatuan di sini. Di setiap distrik yang berkaitan, bahasa itulah yang digunakan. Sangat berbeda dengan negaraku tercinta, Indonesia, di mana Bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dari Sabang sampai Merauke selalu dapat digunakan. Oke, di pedesaan atau kampung terpencil mungkin tidak, tapi fungsi Bahasa benar-benar terasa dalam setiap lini kehidupan. Rasa kepemilikan negara juga sangat berbeda. Di Singapura, negara terbagi menjadi distrik-distrik yang mewakili warganya, sekaligus bahasanya. Little India untuk warga India, Chinese Town untuk warga Tionghoa, dan seterusnya. Selain itu, yang kuperhatikan sejauh ini, mayoritas warga Singapura adalah suku Tionghoa, meskipun di MRT ada juga orang India, Afrika, Melayu, dan turis-turis dari negara-negara ...