MOMEN PENGAWAS UJIAN (3)
Setelah sekian tahun berlalu, aku kembali duduk di kursi penjaga ujian—seperti dulu. Apakah rasanya sama? Tentu tidak. Tempatnya berbeda, situasinya juga. Di aula luas, kelas 7 dan 8 bersatu, kutemukan nuansa yang dulu sempat berlalu. Ketegangan menggantung di udara, usaha-usaha halus untuk mencontek samar terasa. Tatapan khawatir, soal yang salah, semuanya kembali seperti kisah lama yang ramah. Namun yang paling mencolok—bukan kertas atau pena, tapi gawai di tangan, dalam jaringan maya. Dulu, aku biasa mencoret jawaban dengan tinta, namun kini tinggal ketuk, kirim, selesai begitu saja. Bagiku pribadi, menjadi pengawas ujian bukan hal asing, tubuhku mengenal peran ini tanpa harus dipaksa berpusing. Menjadi 'guru' terasa alami, sikap dan cara hadir bagaikan harmoni. Beberapa anak saling pandang dan berbisik lirih, ada yang bersandar lelah, memandangi ruang kelas yang bersih. Tiga puluh menit pertama, setengah kelas sudah rampung bekerja. "Apakah soalnya terlalu mudah?"...