Postingan

Menampilkan postingan dari September 7, 2009

NGIDAM 2 - BERSAMBUNG

Sejam pun berlalu. Aku tergugu.  Tahu tidak, kawan-kawan? Kata Ayah barusan, aku mau punya adik! Adik betulan! Yang tidak pernah kuharapkan kehadirannya!  Tapi kata Ayah juga, adikku itu baru akan muncul beberapa bulan lagi. Entah kenapa, aku juga tidak tahu!  Kutatap Ayah yang menunggu respon dariku. “Emm...” Aku memulai. “Ayah kan tahu, Cha tidak pernah mau punya adik. Tapi, kalau Ayah bilang begitu, Cha bingung harus bilang apa lagi. Tapi, Yah... Apa adik itu betul-betul tidak bisa dikembalikan ke tokonya?” pintaku memelas. Ayah tertawa geli, “Sepertinya begitu, Sayang. Cha tidak marah, kan?”  Aku terdiam. Siapa sih yang bisa marah melihat wajah Ayah yang bercahaya itu? Aku pun hanya bisa mengangkat bahu. “Pokoknya Ayah dan Ibu tidak boleh melupakan Cha ya.. Jangan-jangan, nanti kalau adik itu sudah datang, Ayah dan Ibu membuang Cha ke tempat sampah karena tidak sayang lagi...” Mataku berkedut ketakutan.  Ayah memelukku sayang. “Ya tidaklah Sayang... ...