PELUH
Bila haji pergi ke masjid, itu biasa. Jika seorang pemuda rajin ke masjid, itu sudah merupakan kewajibannya. Namun bila seorang sopir angkot yang kelelahan setelah mencari nafkah seharian menyempatkan diri untuk shalat berjamaah di masjid, itu baru luar biasa, setidaknya bagiku. Malam itu, adzan Isya berkumandang. Sungguh syahdu. Aku termenung di teras masjid, membisikkan bait-bait merdu panggilan Ilahi dalam hatiku. Allah.. Aku merasakan kehadiran-Mu.. Namun tak cukup dekat untuk bercakap dengan-Mu.. Tak lama, angkot biru dengan cap ABG besar di belakangnya memasuki area pelataran masjid. Lalu berhenti setelah sebelumnya batuk-batuk beberapa kali. Sesosok pria setengah baya keluar. Topi kupluknya terlepas, jatuh. Saat membungkuk, beberapa keping koin berjatuhan dari sakunya. Aku tergugah. “Assalamualaikum..” sapanya seakan menghulukkan salam pada masjid yang tegak kokoh di hadapannya. Perlahan dilepasnya alas kaki untuk kemudian berwudlu sebelum memasuki masjid. Aku ...