Postingan

Menampilkan postingan dari April 27, 2010

PEMBEKALAN KELAS ENAM

A HAPPY SWEET MEMORY AT MY SCHOOL’S AUDITORIUM RAMADAN 3, 1430 H AFTER LISTENING TO BARACK OBAMA’S SPEECH U: Okay, now! Who knows what Obama said in his speech we just heard? Anybody knows? None? Okay, Miss... What’s your name? Dayang? Alright, choose one of your friends to answer my question! D: Emm... Nur from Malaysia, Sir! U: That’s good! Where is she? Where are you, Nur? W: I’m here, Sir! U: Okay, mention what you understand from Obama’s speech! N: Eee... ‘Thank you’... U: Thank you... Good! So, another word? N: Engg... ‘Salam’... Oh no! I don’t know more, Sir?! U: Never mind... It doesn’t matter... Then, choose your friend to mention it, please! N: Yeah... I’ll choose... Ai! U: Ai? Okay, where is our sister, Ai? A: (writing on her notebook inattentively) Hah??!! Why?? What happened? U: Stand up, please! I would like to ask you something... A: Alright... (standing up in her place) U: Where are you from, Ai? A: I... I’m from Bondowoso, Sir! U...

LIBERALISME

Liberalisme atau Liberal adalah sebuah ideologi, pandangan filsafat, dan tradisi politik yang didasarkan pada pemahaman bahwa kebebasan adalah nilai politik yang utama. Secara umum, liberalisme mencita-citakan suatu masyarakat yang bebas, dicirikan oleh kebebasan berpikir bagi para individu. Paham liberalisme menolak adanya pembatasan, khususnya dari pemerintah dan agama. Liberalisme menghendaki adanya, pertukaran gagasan yang bebas, ekonomi pasar yang mendukung usaha pribadi (private enterprise) yang relatif bebas, dan suatu sistem pemerintahan yang transparan, dan menolak adanya pembatasan terhadap pemilikan individu. Oleh karena itu paham liberalisme lebih lanjut menjadi dasar bagi tumbuhnya kapitalisme. Dalam masyarakat modern, liberalisme akan dapat tumbuh dalam sistem demokrasi, hal ini dikarenakan keduanya sama-sama mendasarkan kebebasan mayoritas. Pandangan-pandangan liberalisme dengan paham agama seringkali berbenturan karena liberalisme menghendaki penisbian dari semua ta...

HUKUMAN

Menjalankan masa pengabdian di pondok memang bukan suatu hal yang mudah. Butuh perjuangan, kesabaran, ketabahan, dan terutama sekali, keikhlasan. Ada begitu banyak rintangan menghadang, juga kerikil-kerikil tajam yang terus menghalangi jalan yang berliku. Namun yang terpenting dilakukan adalah berusaha sedapat mungkin untuk melakukan yang terbaik, sembari menghindari kemungkinan-kemungkinan melakukan kesalahan, sekecil apapun. Seperti yang pernah kualami, ketika itu pernah aku hampiiirr saja menggagalkan pengabdianku. Naga-naganya, aku meninggalkan satu mata pelajaran untuk pergi ke rumah sakit menjenguk nenekku tersayang. Di pondokku, ini adalah suatu kesalahan yang amat berat, apalagi dilakukan oleh guru baru seperti aku. Sialnya lagi, saat itu aku dijadwalkan mengikuti  naqdu-t-tadris  (saat di mana seorang guru akan dievaluasi, baik metode pengajaran, ketegasan saat pengajar, dan lain-lain), jadi terang saja semua orang dari pengevaluasi sampai bapak pengasuh tahu kesalaha...