Postingan

Menampilkan postingan dari September 8, 2011

UIN MALIKI MALANG

Satu hal yang benar-benar membuatku salut akan kampusku hari ini. Begitu adzan Shalat Jum'at selesai dikumandangkan, seorang petugas dari kemahasiswaan segera berkeliling ke tiap sekor Unit Aktivitas Mahasiswa (UKM) dan mengingatkan semua laki-laki yang tersisa di tiap ruangan untuk pergi ke masjid. "Shalat.. Shalat…" Dengan sigap mahasiswa yang diingatkan, segera bangkit dan berlalu menuju masjid. Tentu saja dengan ekspresi tak menentu, kebanyakan tentu malu diingatkan untuk soal itu. Hal yang  sudah menjadi kewajiban tiap dari mereka. Aku tersenyum lega. Setidaknya kampusku yang menjunjung nama dan otomatis, ikon Islam,  telah melakukan sebuah qudwah yang baik dalam menyegerakan Shalat Jumat. Hal sama yang juga selalu kutemui setiap menjelang Dhuhur, tentu saja pada masa aktif kampus. Para dosen dan karyawan berbondong-bondong menuju masjid untuk shalat jama'ah. Subhanallah.. Walhamdulilah.. Masih ada hal-hal positif yang menunjukkan identitasnya sebagai ...

POLISI: ANTARA AKTOR DAN PERAMPOK!

Beberapa hari yang lalu, tepatnya ketika awal puasa, saya dan seorang teman bersepeda motor berdua mengurus beasiswa yang -katanya- akan cair hari itu. Awalnya kami bingung hendak kemana, namun akhirnya diputuskan untuk menuju Bank BRI Pusat di Jalan Terusan Kawi. Semua berjalan lancar, tanpa melihat kenyataan bahwa beasiswa yang dijanjikan sama sekali tidak ada. Meski kecewa, kami berdua pun meneruskan perjalanan. Tak dinyana, saat hendak berbelok ke arah Alun-alun kota, temanku yang saat itu membonceng di depan memotong jalan dari tengah. Sudah dapat diduga,  polisi yang berjaga di pojok jalan segera mengejar dan memberhentikan kendaraan kami. "Silahkan ikut ke pos," tegasnya setelah meminta SIM dan STNK. Setelah memutari jalan satu arah tersebut, kami pun sampai di pos polisi. Temanku, yang mengaku belum pernah sekalipun ditilang sebelumnya, terlihat agak gugup. Saya mencoba menenangkan. Maklum, rekor ditilang saya selama ini sudah lumayan banyak.  Jadi, bisa dibilang,...

RIO DAN KENANGAN MALAM ITU

"Kita mau kemana malam ini..?" Suaranya renyah memecah sepi. Aku menoleh. "Sesukamulah," acuh tak acuh aku menjawab. Ia tersenyum sabar. Menyalakan mesin motor perlahan, lalu menganggukkan kepalanya, perintah tak langsung bagiku untuk naik. Lagi-lagi, ia membawaku berkeliling. Tempat dan jalan yang sama setiap kali, namun entah mengapa aku tak kunjung bosan. Hal yang tak sekalipun kuungkapkan. Mungkin karena gengsiku yang memuncak, bahkan untuk sekadar mengungkapkan betapa berharganya waktu yang ia luangkan untukku. Perhatian-perhatian kecil itu, kebebasan yang ia beri, kesabaran atas segala tingkah menyebalkanku. Tak pernah ada seorang yang memperlakukanku sepertinya, kecuali mungkin, kakakku tersayang yang kini telah pergi jauh meninggalkanku. Menyisakan pekat hampa di hatiku, yang selama ini kuisi dengan nama dan sayang hanya untuknya. Dan kini, aku disini bersama seorang asing, yang, bahkan baru kukenal setelah usiaku menginjak kepala dua. "Kenapa ...