ANAK KESAYANGAN BAPAK
Siang yang panas. Aku tertatih menyusuri jalan, menuju terminal Purboyo. Duuh.. Rasanya perut ini melilit, maklum aku belum sempat mengisinya sejak pagi. Kupaksakan diri melangkah. “Ponorogo… Ponorogo..!!!” Teriakan beberapa kernet menyelingi hawa gerah yang menyelimuti. “Ponorogo, Mbak?” di hadapanku seorang kernet berkaos biru berdiri tegap. “Enggak, Pak. Saya mau ke Ngawi..” kusunggingkan seulas senyum penawar kecewa. Kernet itupun ngeloyor pergi. Aku menghela napas. Kulanjutkan langkah ke tempat pemberhentian bis tujuanku. Tak lama, bis yang kunanti tiba. Sumber Kencono jurusan Jogja berhenti tepat di depanku. “Alhamdulillah..” bisikku pelan. Rasanya aku tak kuat lagi menanti lebih lama. Segera aku melompat ke dalamnya. Hupp! Sambil celingak-celinguk mencari tempat duduk, aku memegang erat tas sampirku. Masih teringat jelas beberapa hari yang lalu aku hampir jadi korban pencopetan, seandainya saja seorang pemuda tanggung tak menolongku saat itu. Kuputuskan untuk duduk di ...