PERPISAHAN
Meninggalkan sesuatu yang sudah melekat dalam hidup bukan perkara mudah, terlebih ketika itu bukan sekadar pekerjaan, melainkan bagian dari perjalanan batin. Aku masih ingat pertama kali melangkah ke pondok pesantren khusus putri di Malang, bukan hanya sebagai pembimbing, tapi juga sebagai seorang kakak, tempat berbagi, tempat bercerita. Setiap santri dengan segala karakter dan mimpi-mimpinya membuat hari-hariku penuh warna. Namun, tak semua yang kita genggam bisa selamanya kita pertahankan. Politik dan ketidakcocokan dengan yayasan perlahan mengaburkan niat awal. Perbedaan visi yang semakin tajam membuat ruang gerakku kian sempit, hingga akhirnya aku harus memilih: bertahan dengan segala keterbatasan atau pergi dengan membawa kenangan. Keputusan itu berat. Bukan hanya tentang meninggalkan rutinitas, tapi juga tentang merelakan banyak hati yang telah terjalin erat. Malam terakhir di pondok, aku duduk lama di beranda, memandangi langit Malang yang seolah ikut mera...