PELUH
Bila haji pergi ke masjid, itu biasa.
Jika seorang pemuda rajin ke masjid, itu sudah merupakan kewajibannya.
Namun bila seorang sopir angkot yang
kelelahan setelah mencari nafkah seharian menyempatkan diri untuk shalat berjamaah di
masjid, itu baru luar biasa, setidaknya bagiku.
Malam itu, adzan Isya berkumandang. Sungguh syahdu. Aku termenung di
teras masjid, membisikkan bait-bait merdu panggilan Ilahi dalam hatiku.
Allah.. Aku merasakan kehadiran-Mu.. Namun tak cukup dekat untuk bercakap dengan-Mu..
Tak lama, angkot biru dengan cap ABG besar di
belakangnya memasuki area pelataran masjid. Lalu berhenti setelah sebelumnya batuk-batuk beberapa kali.
Sesosok pria setengah baya keluar. Topi kupluknya terlepas, jatuh. Saat membungkuk,
beberapa keping koin berjatuhan dari sakunya. Aku tergugah.
“Assalamualaikum..” sapanya seakan menghulukkan salam pada masjid yang
tegak kokoh di hadapannya. Perlahan dilepasnya alas kaki
untuk kemudian berwudlu sebelum memasuki masjid.
Aku seakan tak mampu berhenti menghujamkan pandang padanya.
“Subhanallah..” Aku terus bertasbih dalam hati. Berdiri aku,
bersiap menunaikan shalat berjamaah. Di barisan pertama,
bapak sopir mengangkat tangan bertakbir, menunaikan shalat tahiyyatul masjid. Tetesan
air wudlu bercampur peluh berjatuhan satu persatu dari wajahnya. Yang
akan menjadi saksi nyata perjuangannya akan cintanya pada Sang Pencipta, di tengah
rasa letih yang menderanya.
Begitu salam terakhir selesai, dzikir telah berakhir,
bapak supir bangkit menunaikan shalat sunnah kembali. Aku sungguh malu pada diriku.
Sungguh kurasakan betapa tak bergunanya ilmu tanpa amalan. Tak kuasa aku menitikkan air
mata di sela doaku keharibaan-Nya.. Ya
Allah.. Anugerahilah hamba petunjuk terhadap kebenaran yang hakiki,
dan berkahilah hamba pengamalan terhadapnya.. dan jauhkanlah hamba dari kebatilan yang
menyesatkan, dan berkahilah hamba dengan penjagaan atasnya..
Amin..
Komentar