PEKARANGAN INSTITUTE


Ada tempat di mana proses belajar tak hanya terjadi lewat buku, guru, ataupun diskusi formal.
Tempat yang membiarkan kita duduk dalam diam, mendengarkan bunyi angin, meresapi jejak langkah, dan menangkap suara hati yang lama tertinggal.

Tempat itu bernama Pekarangan Institute.

Aku baru saja kembali dari sana—sebuah pengalaman yang tak mudah dirangkai dalam sebuah kalimat.
Di sanalah aku belajar, bukan semata tentang kata, tapi tentang makna yang tersembunyi di balik jeda.

🌱 Belajar dari Diam dan Rasa

Di ruang itu, aku diajak untuk bergerak perlahan.
Untuk menepi dari hiruk-pikuk dunia luar dan mendekat pada riuh yang ada di dalam jiwa.
Belajar dari alam yang diam tapi tak pernah lalai memberi cinta.
Dari kesunyian yang justru menjadi guru paling jujur bagi kita.

Aku belajar tentang:

Kesabaran, bukan hanya untuk orang lain, tapi pada diri sendiri yang sering terburu-buru ingin selesai.

Kekuatan, bukan yang gagah dan lantang, tapi justru penuh ketenangan dan kelembutan.

Kerelaan menerima takdir, bahkan yang tidak selalu ramah.

Melepaskan kemelekatan, sebab tidak semua yang kita genggam adalah milik kita selamanya.

🕊️ Rekonsiliasi dengan Luka

Ada pelajaran yang tak tertulis, tapi terasa begitu nyata.
Perjuangan melawan penyakit mental yang diam-diam hadir setiap hari.
Energi yang terkuras hanya untuk bertahan.
Dan di sana, aku belajar untuk berdamai.
Dengan luka.
Dengan masa lalu.
Dengan bagian diri yang belum selesai dipahami.

Dalam proses itu, aku mulai memahami:

> Menjadi manusia bukan soal keberhasilan,
tapi soal kebermaknaan.
Bukan sekadar ada,
tapi benar-benar hadir—meski hanya untuk satu hati detik ini.

Dan itu… cukup.

🌟 Tentang Warisan yang Tinggal Setelah Kita Tiada

Pekarangan Institute mengajarkanku bahwa warisan hidup bukan tentang apa yang kita kumpulkan,
melainkan tentang apa yang kita tinggalkan di hati orang lain, selama hidup kita.

Sebuah kalimat yang menenangkan.
Sebuah pelukan yang tulus.
Sebuah kehadiran yang membuat seseorang merasa utuh, meski hanya sesaat.

Itu warisan.
Dan mungkin, itulah tujuan dari semua perjalanan ini.

Terima Kasih, Pekarangan Institute

Untuk waktu yang menenangkan.
Untuk suara yang tidak memaksa.
Untuk ruang yang memberi tempat bagi rasa.

Terima kasih untuk hari ini.
Tolong, tunggu aku datang lagi.

Komentar

Baca Tulisan Aisyah El Zahra Lainnya

SEROJA

POLA

SAMPAH