SAMPAH
“Buanglah sampah pada tempatnya.”
Ungkapan itu nyaris seperti mantra. Dari kecil hingga dewasa, selalu kudengar dan kubaca di mana-mana.
Namun, di balik ungkapan itu, aku kerap melihat realitas yang berbeda. Sampah yang berserakan, orang-orang yang dengan mudahnya membuang bungkus makanan ke jalan, bahkan di depan tempat sampah itu sendiri berada. Lambat laun, aku merasa pesan itu kehilangan maknanya. Seperti ucapan kosong yang berlalu begitu saja tanpa bekas.
Aku tak ingin anak-anak di sekitarku tumbuh dalam paradoks semacam itu. Bagaimana mereka bisa menghargai lingkungan kalau tak ada sosok yang benar-benar menunjukkan nilainya?
Maka, aku memutuskan untuk memulai perubahan kecil.
Bukan lewat perintah, bukan lewat larangan, tapi lewat teladan. Aku berusaha merapikan barang-barangku sendiri, membuang sampah sesuai kategorinya, dan dengan kesungguhan memungut kotoran yang berserakan di sekitar. Tidak selalu mudah, tentu saja. Ada rasa malas, ada keinginan untuk berpikir, “Ah, nanti saja, toh ini bukan urusanku semata.” Tapi aku tahu, anak-anak selalu mengamati. Mereka belajar lebih banyak dari apa yang kita lakukan daripada apa yang kita katakan.
Pada awalnya, aku memang harus sedikit memaksa diri, dan terkadang menegaskan mereka. Tapi lambat laun, aku melihat perubahan nyata. Anak-anak mulai bergerak sendiri, tanpa perlu diminta. Mereka memungut sampah yang tergeletak, menaruh barang-barang mereka di tempatnya, dan mulai paham bahwa menjaga lingkungan bukan sekadar tugas, melainkan keharusan.
Aku percaya, anak-anak adalah cerminan dari lingkungannya. Mereka bagaikan kertas kosong yang akan diisi dan diwarnai oleh perilaku orang-orang di sekitarnya. Jika kita ingin mereka peduli, maka kita harus lebih dulu menunjukkan kepedulian itu. Jika kita ingin mereka sadar, maka kita harus menjadi cerminan dari kesadaran tersebut.
Mungkin langkah-langkah kecil ini terlihat sepele. Tapi aku percaya, jika lebih banyak orang melakukannya, perlahan-lahan akan tercipta sebuah perubahan besar. Suatu hari nanti, aku berharap, membuang sampah pada tempatnya, memilah barang bekas, dan menjaga kebersihan lingkungan akan menjadi kebiasaan yang wajar bagi semua orang.
Aku yakin generasi mendatang akan lebih mencintai bumi dibandingkan diriku. Mereka akan memahami bahwa melindungi lingkungan bukan lagi sekadar pilihan, melainkan kewajiban yang tak terelakkan.
Semoga, semua mimpi ini menjadi kenyataan.
Komentar