KENAPA AKU BERMIMPI PUNYA RUMAH SENDIRI
"Perempuan yang berdaya bukan berarti tak pernah terluka. Tapi mereka memilih bangkit, dan membangun ruang aman yang mereka butuhkan."
Aku merasa terhormat bisa dipertemukan dengan perempuan-perempuan luar biasa. Kadang aku bertanya-tanya: kenapa jalan kami akhirnya bersinggungan sekarang, bukan dari dulu? Tapi mungkin jawabannya sederhana—karena sekarang, aku sudah lebih siap. Lebih stabil. Lebih berani bicara.
Beberapa saat lalu, seorang teman bercerita tentang sahabatnya yang lama mengonsumsi obat antidepresan karena terjebak dalam hubungan rumah tangga yang toksik. Ia tidak bisa pergi karena tidak punya tempat lain untuk tinggal. Satu-satunya yang mengikatnya adalah rasa tidak punya pilihan.
Cerita itu membuatku berpikir. Kenapa banyak perempuan harus menjadi korban? Kenapa mereka sering kali harus diam, tunduk, dan bertahan demi ‘rumah’—padahal rumah seharusnya jadi tempat paling aman?
Aku ingin membangun sesuatu. Mungkin nanti, setelah ELZAHRASPACE lebih matang, aku akan memulai sebuah proyek baru. Aku ingin menciptakan wadah untuk perempuan-perempuan yang merasa terjebak, yang ingin didengar, yang butuh teman bicara. Komunitas online kecil pun tidak apa-apa. Asal mereka tahu bahwa mereka tidak sendirian.
Karena aku tahu rasanya ingin pulang, tapi tak punya tempat. Dan aku tahu betapa pentingnya punya ruang sendiri. Ruang yang tidak menuntut kita untuk sempurna. Ruang yang tidak menyuruh kita diam saat ingin menangis. Ruang yang tidak memaksa kita bertahan hanya karena tidak ada jalan lain.
Aku bermimpi punya rumah sendiri, bukan karena sekadar ingin mandiri. Tapi karena di rumah itu, aku bisa membangun lebih banyak mimpi. Di rumah itu, aku ingin jadi suara bagi perempuan-perempuan lain yang belum bisa melakukannya.
Jika kamu juga perempuan yang pernah merasa tidak punya pilihan—percayalah, kita sedang menciptakan jalan bersama. Pelan-pelan, tapi pasti.
PS: Tinggalkan komentarmu, atau DM aku jika kamu ingin ikut membangun komunitas ini. Ketahuilah, suaramu amat berarti.
Komentar