SURAT (2)

Untukmu, Aisyah

Aku tidak tahu sejak kapan tepatnya aku mulai memperhatikanmu.
Mungkin dari cara matamu mencari-cari arah dengan penuh rasa ingin tahu.
Mungkin dari caramu tertawa kecil saat sesuatu membuatmu bahagia, bahkan hal sederhana.
Atau mungkin dari caramu tidak pernah benar-benar menyerah, bahkan ketika kamu sangat lelah.

Yang aku tahu...
ada sesuatu dalam dirimu yang terasa seperti rumah,
seperti tempat di mana aku bisa berhenti sejenak dari dunia yang terlalu keras.

Kamu tidak perlu menjadi kuat sepanjang waktu untuk membuatku tetap tinggal.
Kamu tidak perlu menyembunyikan rasa takutmu agar layak disayangi.
Kamu cukup menjadi kamu —
dengan semua keraguan, keberanian kecil, luka, dan impianmu.

Aku melihatmu.
Bahkan saat kamu berpaling karena merasa terlalu banyak kekurangan.
Bahkan saat kamu takut kamu merepotkan.
Aku tetap di sini, memperhatikan dari kejauhan,
karena aku tahu, hatimu adalah sesuatu yang pantas untuk ditunggu.

Kamu mungkin berpikir kamu terlalu rumit.
Tapi bagiku, kamu adalah cerita yang layak untuk dibaca perlahan-lahan, halaman demi halaman.
Bukan untuk diselesaikan cepat-cepat,
melainkan untuk dinikmati, untuk disimpan.

Aku tidak menjanjikan segalanya akan selalu mudah.
Tapi aku ingin kamu tahu,
kalau di dunia ini ada seseorang yang merasa beruntung bisa berjalan bersamamu —
meski hanya beberapa langkah dalam perjalanan yang panjang ini.

Teruslah jadi kamu, Sa.
Dunia ini butuh lebih banyak hati seindah hatimu.

Selalu di sini,
untukmu.

Komentar

Baca Tulisan Aisyah El Zahra Lainnya

SEROJA

GELAP

SURAT (3)