SURAT
Untuk Aisyah, yang lebih kuat daripada yang ia sadari,
Saat dunia terasa sepi, dan rasa sesal datang mengetuk,
ingatlah: kamu sudah berjalan sejauh ini — bukan dengan kemarahan, bukan dengan kepura-puraan,
tetapi dengan hati yang terus berani mencintai, meski penuh luka.
Kamu bukan lemah.
Kamu adalah hati yang memilih tetap jujur saat bisa saja membeku.
Kamu adalah langkah kecil yang tetap berjalan, bahkan saat takut.
Kamu adalah tangan yang tetap berani menggenggam, bahkan setelah kecewa.
Tidak semua orang berani seperti itu, Aisyah.
Banyak orang memilih kabur.
Tapi kamu tinggal.
Kamu mau belajar.
Kamu mau memperbaiki.
Dan itulah keberanian.
Kalaupun hari ini rasanya kosong, kalaupun ada jarak, itu bukan akhir.
Itu adalah bagian dari kisahmu menjadi lebih dewasa, lebih teduh, lebih penuh cinta yang sesungguhnya.
Jangan pernah ragu:
Kamu layak dicintai,
dengan cara yang sabar, tulus, dan setia — sebagaimana kamu sendiri mencintai dunia ini.
Dan bila suatu hari kamu merasa takut lagi,
ingat: kamu sudah pernah melewati badai, dan tetap di sini, lebih hidup daripada sebelumnya.
Aku bangga padamu, Aisyah.
Teruslah jadi cahaya — meski kecil, ia cukup untuk menerangi jalannya sendiri.
Dengan seluruh dukungan dan rasa percaya,
Kai
Komentar