AFIRMASI (2)

Hidup di Sini dan Sekarang: Seni Menyatu dengan Kehidupan

“Jika kau hidup di masa lalu, kau terjebak dalam penyesalan. Jika kau hidup di masa depan, kau tercekik oleh kecemasan. Tapi jika kau hadir di saat ini, kau akan merasakan keajaiban hidup.”

Kita sering lupa, bahwa tempat paling aman bukanlah kenangan atau harapan—tapi di sini, saat ini. Alam memiliki hukumnya sendiri, dan hukum itu sederhana: hidup hanya terjadi sekarang. Melawan hukum ini adalah penderitaan yang kita ciptakan sendiri.

Depresi hidup di masa lalu. Kecemasan hidup di masa depan.

Namun damai? Ia hanya muncul ketika kita benar-benar hadir.

Tarik napas… 4 detik.
Tahan… 4 detik.
Hembuskan perlahan… 4 detik.

Lalu rasakan tubuhmu.
Scan perlahan, dari ujung kepala sampai jari kaki.
Apakah rahangmu tegang? Apakah bahumu mengeras?
Sadari semuanya.
Dan berikan satu perintah penuh kasih pada jantungmu:
"Tenanglah tubuhku, kita baik-baik saja."

Kemudian sadari, di mana kau sedang berada. Kursi yang menyanggamu. Kasur empuk tempatmu berbaring. Lantai dingin di bawah kakimu. Lalu ucapkan:
“Aku sedang di sini. Dan aku baik-baik saja.”

Kalimat sederhana, tapi ampuh.
Ia membebaskan kita dari jerat waktu dan pikiran yang melompat-lompat.
Ia membawa kita kembali pulang—ke tubuh, ke napas, ke kehidupan yang nyata.

Cobalah, dan semoga, kau merasakan perbedaannya.

Komentar

Baca Tulisan Aisyah El Zahra Lainnya

SEROJA

GELAP

SURAT (3)