AJAIB
“Assalamualaikum, Ustadzah…”
Aku menoleh ke kanan-kiri. Anak itu mengucapkan salam pada siapa sih? Tidak ada orang ini… Aku terheran-heran.
Sedetik kemudian, kesadaran merayapiku.
O-ow! Kututup mulut kaget. Aku… Jangan-jangan… Oh iya! Haha… Dia pasti menujukannya padaku! Tak salah lagi..
“Engg.. Wa’alaikumussalam, Ukhti…” Segera aku menjawab sambil menahan geli.
Aku menoleh ke kanan-kiri. Anak itu mengucapkan salam pada siapa sih? Tidak ada orang ini… Aku terheran-heran.
Sedetik kemudian, kesadaran merayapiku.
O-ow! Kututup mulut kaget. Aku… Jangan-jangan… Oh iya! Haha… Dia pasti menujukannya padaku! Tak salah lagi..
“Engg.. Wa’alaikumussalam, Ukhti…” Segera aku menjawab sambil menahan geli.
***
“Ustadzah… Tungguin dong, Ustadzah!”
Sebuah suara bervolume tinggi di belakangku sungguh mengagetkan.
‘Apa sih maksudnya, teriak-teriak di siang bolong gini…’ batinku. Kuteruskan langkah tanpa memedulikan panggilan yang entah pada siapa itu.
“Ustadzah! Masa gak dengar, Ustadzah…!!” Lagi-lagi suara itu bergema ditelingaku.
Sebenarnya siapa yang dipanggil sih…
“Ustadzah!! Ustadzah Ai! Masya Allah… Tunggu sebentar Ustadzah…”
Sebentar!! Siapa tadi??? Aku tercengang. Spontan kubalikkan badan. Kutunjuk diriku sendiri sambil berdiri kebingungan
“Aku?”
“Ya iyalah, Ustadzah Ai.. Siapa lagi?”
Aduh! Kutepuk dahiku pelan. Sudah berapa kali aku seperti ini? Melupakan status baruku??
***
Yah.. Itulah beberapa kilasan peristiwa aneh bin ajaib yang sempat membuatku malu plus gemas pada diriku sendiri pada awal tahun ajaran baru saat awal menjadi anggota dewan guru di pondok tempatku mengabdi. Meski sudah mendapat training dan pengarahan khusus bagi guru baru, aku masih juga sering lupa dan tidak sadar kalau aku sekarang, sudah resmi dipanggil USTADZAH! Bukan ukhti lagi seperti sebelumnya.. Haha.. Rasanya aneh yaa… Sepertinya baru kemarin aku belajar selayaknya santri sambil membawa buku kemana-mana. Dan saat ada guru yang lewat, maka aku akan menyapa, “Assalamualaikum, Ustadzah..”
Dan sekarang, semuanya berubah 180 derajat. Justru aku yang disapa dengan sebutan ‘ustadzah’ oleh para santri yang kemarin adalah adik-adik kelasku. Subhanallah… Sungguh aku masih canggung tiap kali ada yang memanggilku ustadzah. Pantaskah aku? Yah, kuharap semua ini hanya soal waktu saja, dan semoga nanti-nanti aku akan terbiasa dan mulai benar-benar menghayati peran ini. Maka kini, aku menjelma menjadi seorang pelaku utama, pendidik, dan anggota korps guru di sini. Di tanganku ada amanat (ya, amanat, dan sekali-kali bukanlah beban, Insya Allah…) untuk memajukan pendidikan dan pengajaran di pondok tercinta.. Mampukah? Bismillah…
Komentar