DUA PULUH TAHUN
Benarkah aku sedang jatuh cinta? Padanya yang tak kusangka? Padanya yang dulu bahkan tak kulirik dengan sebelah mata? Dapatkah cinta hadir seperti ini layaknya?
Aku punya seorang teman. Sahabat, lebih tepatnya. Seseorang yang selalu ada saat kubutuhkan. Seseorang yang kucari saat kebosanan datang. Seseorang yang lebih sering terlupakan saat kebahagiaan menyergap datang, namun tak pernah menolak mengulurkan bantuan saat diminta. Seseorang yang, tanpa kusadari, kini begitu sering kurindukan. Apakah semua ini hanya khayalan?
Suatu saat, dulu, dulu sekali, aku lagi-lagi memanggilnya. Menyampaikan serangkaian permintaan yang tak berperasaan, merepotkannya dengan begitu banyak beban. Dan, selalu, ia tak sekalipun menolak. Semua ia kerjakan tanpa keluhan. Satu hal yang tak kumengerti hingga saat ini. Benarkah?
Hingga saat seorang lagi sahabatku mengungkap, bahwa ia mencintainya. Selalu memikirkannya. Membuatku kembali berpikir, apa sebenarnya yang kurasakan padanya.. Saat itu kuulas senyum tanda persetujuan, meski batin berontak tak karuan. Benarkah aku jatuh cinta?
Aku pernah membaca sebuah cerita, cerita pendek di sebuah majalah remaja. Tentang cinta pada sahabat masa kecilnya. Cinta yang hampir tak teraba, namun setia, tanpa syarat apa-apa. Aku.. terharu membacanya. Adakah ini di dunia nyata?
Akankah ada seseorang yang mengatakan padaku, bahwa ia mencintaiku dengan tulus, dengan apa adanya diriku? Meski aku tak sesempurna bayangannya, meski aku tak seindah kelihatannya, meski aku jauh berbeda dengan apa yang ada di pikirannya.. Adakah?
Namun sesungguhnya, aku tak mengerti apa itu cinta. Apakah rasa yang berbunga? Atau gelora yang mendesak jiwa? Kata temanku, ia pengorbanan yang dilandasi setia.. Ada juga yang bilang, sesuatu yang mengisi namun tak memaksa. Ah, entahlah! Sejujurnya bagiku, ia hanyalah perihal uluran kasih sayang Sang Pencipta pada hamba-Nya.. Terlalu sempitkah makna yang kupahami tentang cinta?
Aku pernah mendapat surat dari seorang kawan.. Sebuah risalah cinta..
Jika ia sebuah cinta, ia takkan menyiksa, namun mengisi
ia tak memaksa namun mengerti
ia tak datang dengan kata, namun menghampiri dengan hati
ia tak datang karena permintaan, namun senantiasa hadir karena ketulusan
ia tak hadir karena kekayaan, namun hadir dari pengorbanan dan kesetiaan
kita di dunia bukan mencari seseorang yang sempurna untuk dicintai,
tapi kita belajar mencintai orang yang tak sempurna dengan cara yang sempurna..
Tuhan, kurasa kini.. aku sedang jatuh cinta!
Komentar