Postingan

UNGKAPAN PERASAANKU UNTUK IBU

Karangbanyu, 24 April 2010 Ibu.. Melalui dirimu lah kini aku bisa ada disini.. Eksis, tampil menarik, populer, terkenal, dan dikenal banyak orang.. Ibu.. apa jadinya jika engkau dulu tidak sayang dan sabar dalam merawatku sejak dalam kandungan.. padahal aku menyiksamu dalam masa kelahiran yang begitu menyakitkan… kemudian masiiih saja merepotkanmu dalam membesarkanku dari bayi hingga beranjak dewasa seperti saat ini.. Ibu.. Engkaulah sosok yang selalu ada buatku, kendati aku lebih sering tidak ada untukmu.. Sosok yang selalu membelai rambutku, menyeka air mataku, melapangkan dadaku, dan selalu menjadikan diriku terasa bermakna dan penting sebagai manusia.. Ibu.. Engkau begitu ajaib! Hebat! Dahsyat! Luar biasa.. Bagaimanakah caraku mampu membalas semua tabahmu, cintamu, sabarmu, doamu, dan pengorbananmu… Ketahuilah Ibu.. Tak ada yang dapat menyamai kehebatan seorang ibu.. Tak ada yang dapat menandingi cinta dan kasih sayang seorang ibu.. Ibu memberi kita hidup, mencintai, m...

JOGJA 2 - TAMAT

Setelah berjuang menembus kerumunan orang di sepenjang jalan, berhasil juga kami keluar dari kompleks Borobudur dengan selamat tanpa kurang suatu apa. *yaiyalah, memangnya habis perang!* Nah-nah.. Masalah selanjutnya, ternyata si Michael mengajak kami balik ke Jogja bareng!! Aslinya gak masalah sih, tapi yang buat bingung, mau naik apa? Pakai becak satu, tidak cukup untuk bertiga, tapi kalau dua becak lumayan mahal juga! Untungnya, buat orang kayak aku dan Fida, tidak ada yang tidak mungkin lah.. *hehe, narsizz* Tahu gak, akhirnya kami naik apa? Yups, gak salah lagi.. Delman gitu loh..!! Hehe.. habisnya kendaraan apalagi yang cukup buat bertiga tapi tetap murah meriah..? Memang kata Michael sih, alat transportasi satu ini termasuk bentuk penyiksaan terhadap hewan. Tapi ya, mau bagaimana lagi.. Mau jalan, gempor aja lo..! Huhuy.. Sampai di terminal.. -apa ya, aku lupa namanya- kita langsung lanjut ke terminal Jombor, Jogja pakai bis kecil. Huwwhhh.. Sudah kecil, sumpek, penuh debu lagi....

JOGJA

Siang terik, aku mengusap peluh yang berleleran di keningku. “Panas…” keluhku. “Capek…” temanku menambahkan. “He-eh… Mana gak bawa kamera lagi…” Aku menghenyakkan tubuh lelahku di sebuah arca batu sambil bersandar. Teman seperjalananku, Fida, berkacak pinggang di hadapanku. “Kalau mau istirahat tuh yang enak, kek. Di sini sama saja berjemur matahari tahu!!!” Ia beranjak meninggalkanku. Setengah terpaksa kulangkahkan kaki mengikutinya. Hhh… Ternyata begini, ya, Candi Borobudur yang termasyhur itu? pikirku kesal. Kayaknya waktu buat mengelilinginya tidak lebih lama daripada memutari Gedung Al Azhar di kampusku deh. “Mbak-mbak.. Sini, Mbak.. Ikutan foto, yuk, Mbak..” Seorang bapak beserta anaknya tampaknya memanggil kami. “Da, manggil kita nggak sih, itu?” bisikku. “Au, ah…” Fida tampak tak tertarik. “Sini, Mbak.. Foto bareng..” Bapak itu terus saja melambai-lambaikan tangan. “Kesana, yuk.. Foto bentar gak ada salahnya kan…” Aku berbelok ke arah bapak-bapak yang sibuk berpose. “Ohhh.. ...

GURU HARUS KREATIF

Kemarin aku mengajar kelas satu. Setelah menulis soal-soal latihan di papan tulis, aku mulai berkeliling memeriksa hasil pekerjaan mereka. Beberapa saat kemudian, kuputuskan untuk beristirahat, menghenyakkan diri sejenak di bangku guru. Tiba-tiba seorang santri mengacungkan jari. “Ustadzah.. Dina nakal, nih, Ustadzah…!!” serunya. Aku memperhatikan anak yang ditunjuknya. “Ada apa, Nak..?” Aku bangkit, menuju bangkunya. “Masa kata dia, pacaran itu enak coba, Ustadzah.. Bohong kan, Ustadzah..???!!” protesnya sambil menunjuk temannya. Aku kaget, kucoba menahan tawa. ‘Apa-apaan sih anak-anak ini…???’ batinku geli. “Benar kamu bilang begitu, Din?” kucoba bertanya dengan nada sewajar mungkin. “Iya, Ustadzah.. Emang enak kan, Ustadzah.. Kata kakak ana gitu.. Ustadzah sendiri, pernah pacaran, gak??” Dia balik bertanya. Aku terhenyak. ‘Duuhh… Aku harus jawab gimana?’ Aku benar-benar dibuat pusing dengan pertanyaannya satu itu. Apalagi kulihat para santri yang lain mulai tertarik untuk memerhati...

CINTA BAGIKU

Memang sangatlah menyakitkan mencintai seseorang, tetapi tidak dicintai olehnya. Tetapi jauh lebih sakit untuk mencintai namun tidak pernah menemukan keberanian untuk memberitahu mereka apa yang kamu rasakan. Mungkin Tuhan menginginkan kita untuk bertemu dengan orang yang tidak tepat sebelumnya. Jadi ketika kita akhirnya bertemu dengan orang yang tepat, kita akan tahu betapa berharganya anugerah tersebut. Cinta adalah ketika kamu membawa perasaan, kesabaran, dan romantisme dalam suatu hubungan dan menemukan bahwa kamu peduli dengan dia. Hal yang menyedihkan dalam hidup adalah ketika kamu bertemu seseorang yang sangat berarti bagimu, hanya untuk menemukan bahwa pada akhirnya menjadi tidak berarti dan kamu harus membiarkannya pergi. Ketika pintu kebahagiaan tertutup, yang lain terbuka.Tetapi kadang-kadang kita menatap terlalu lama pada pintu yang telah tertutup itu sehingga kita tidak melihat pintu lain yang telah terbuka untuk kita. Teman terbaik adalah teman yang kamu dapat duduk ...

PEDOFILIA

“Adik kecil mau ikut Om?” Kulihat sesosok lelaki paruh baya di ujung jalan dengan es krim di tangannya. “Aku mauuuu esss..kiiimmm.. ooom..” Anak kecil itu tampak tertarik. “Iya... ini Om punya es krim enak, kamu mau?” “Iyyyaaaa....” Si lelaki menggandeng anak kecil itu, berjalan ke arah gang di sampingnya. Perasaanku mulai tidak enak. Siapa ya laki-laki itu? Kok kayaknya aku tidak pernah lihat dia di kompleks ini? Tapi, ah, sudahlah. Mungkin aku terlalu sering menonton TV, sampai memikirkan hal-hal yang bukan-bukan. Akhirnya aku pulang dengan langkah berat. Yah, meski tak dapat kupungkiri kejadian tadi masih menyisakan selintas tanya di benakku. *** Keesokan harinya, secara tak sengaja aku melihat lelaki yang membuatku penasaran kemarin. Kali ini dengan sebatang coklat di tangannya. Sepertinya ia sedang menanti seseorang. Berkali-kali ia melirik jam tangan yang melingkar di tangannya. Sengaja kulambatkan langkahku. Aku ingin tahu, apa yang akan dia lakukan hari ini. Tak berapa lam...

JODOH TERBAIK UNTUK ICHA

“Dia merokok, gak?” Aku mengeluh dalam hati. ‘Lagi-lagi segudang kriteria itu…’ pikirku gundah. “Insya Allah enggak kok, Cha…” “Jangan-jangan dia pernah pacaran..” Kulihat matanya berkedut pelan, tanda kesangsian. “Masa kamu se-nggak percaya itu sih sama aku, Cha… Nggak mungkinlah aku menjerumuskan sahabatku sendiri, pastilah aku memilih yang terbaik untuk Icha yang cantik ini..” kucubit pipinya gemas. Icha mengelak. “Iiih.. Jangan coba-coba mengalihkan pembicaraan deh…” tak pelak kulihat sekilas tawa dimatanya. *** Sudah beberapa minggu ini aku mendapat kesibukan baru yang cukup menguras energi dan plus, kesabaranku. Semua ini bermula saat aku bertemu kembali dengan Icha, sahabat SMA-ku dulu. Sepuluh tahun lalu, Icha adalah bintang kelas di sekolah. Selain selalu meraih peringkat pertama, penampilannya yang supel dan apik menjadikannya orang nomor satu di sekolah. Tak ada yang tak mengenalnya kala itu. Dan kini, ia masih persis sama seperti yang terakhir kali kuingat. Cantik dan men...