Postingan

GURU

Bila aku diperkenankan mencari seorang guru,  aku takkan mencari orang yang bisa mengajarkanku terbang dan menghilang. Namun aku akan mencari orang yang dapat mengajarkanku kasih sayang terhadap sesama,  peduli pada semua orang,  rela akan keberuntungan orang lain,  selalu rendah hati, dan tidak sombong.  Adakah...? 

PEMBEKALAN KELAS ENAM

A HAPPY SWEET MEMORY AT MY SCHOOL’S AUDITORIUM RAMADAN 3, 1430 H AFTER LISTENING TO BARACK OBAMA’S SPEECH U: Okay, now! Who knows what Obama said in his speech we just heard? Anybody knows? None? Okay, Miss... What’s your name? Dayang? Alright, choose one of your friends to answer my question! D: Emm... Nur from Malaysia, Sir! U: That’s good! Where is she? Where are you, Nur? W: I’m here, Sir! U: Okay, mention what you understand from Obama’s speech! N: Eee... ‘Thank you’... U: Thank you... Good! So, another word? N: Engg... ‘Salam’... Oh no! I don’t know more, Sir?! U: Never mind... It doesn’t matter... Then, choose your friend to mention it, please! N: Yeah... I’ll choose... Ai! U: Ai? Okay, where is our sister, Ai? A: (writing on her notebook inattentively) Hah??!! Why?? What happened? U: Stand up, please! I would like to ask you something... A: Alright... (standing up in her place) U: Where are you from, Ai? A: I... I’m from Bondowoso, Sir! U...

LIBERALISME

Liberalisme atau Liberal adalah sebuah ideologi, pandangan filsafat, dan tradisi politik yang didasarkan pada pemahaman bahwa kebebasan adalah nilai politik yang utama. Secara umum, liberalisme mencita-citakan suatu masyarakat yang bebas, dicirikan oleh kebebasan berpikir bagi para individu. Paham liberalisme menolak adanya pembatasan, khususnya dari pemerintah dan agama. Liberalisme menghendaki adanya, pertukaran gagasan yang bebas, ekonomi pasar yang mendukung usaha pribadi (private enterprise) yang relatif bebas, dan suatu sistem pemerintahan yang transparan, dan menolak adanya pembatasan terhadap pemilikan individu. Oleh karena itu paham liberalisme lebih lanjut menjadi dasar bagi tumbuhnya kapitalisme. Dalam masyarakat modern, liberalisme akan dapat tumbuh dalam sistem demokrasi, hal ini dikarenakan keduanya sama-sama mendasarkan kebebasan mayoritas. Pandangan-pandangan liberalisme dengan paham agama seringkali berbenturan karena liberalisme menghendaki penisbian dari semua ta...

HUKUMAN

Menjalankan masa pengabdian di pondok memang bukan suatu hal yang mudah. Butuh perjuangan, kesabaran, ketabahan, dan terutama sekali, keikhlasan. Ada begitu banyak rintangan menghadang, juga kerikil-kerikil tajam yang terus menghalangi jalan yang berliku. Namun yang terpenting dilakukan adalah berusaha sedapat mungkin untuk melakukan yang terbaik, sembari menghindari kemungkinan-kemungkinan melakukan kesalahan, sekecil apapun. Seperti yang pernah kualami, ketika itu pernah aku hampiiirr saja menggagalkan pengabdianku. Naga-naganya, aku meninggalkan satu mata pelajaran untuk pergi ke rumah sakit menjenguk nenekku tersayang. Di pondokku, ini adalah suatu kesalahan yang amat berat, apalagi dilakukan oleh guru baru seperti aku. Sialnya lagi, saat itu aku dijadwalkan mengikuti  naqdu-t-tadris  (saat di mana seorang guru akan dievaluasi, baik metode pengajaran, ketegasan saat pengajar, dan lain-lain), jadi terang saja semua orang dari pengevaluasi sampai bapak pengasuh tahu kesalaha...

UNGKAPAN PERASAANKU UNTUK IBU

Karangbanyu, 24 April 2010 Ibu.. Melalui dirimu lah kini aku bisa ada disini.. Eksis, tampil menarik, populer, terkenal, dan dikenal banyak orang.. Ibu.. apa jadinya jika engkau dulu tidak sayang dan sabar dalam merawatku sejak dalam kandungan.. padahal aku menyiksamu dalam masa kelahiran yang begitu menyakitkan… kemudian masiiih saja merepotkanmu dalam membesarkanku dari bayi hingga beranjak dewasa seperti saat ini.. Ibu.. Engkaulah sosok yang selalu ada buatku, kendati aku lebih sering tidak ada untukmu.. Sosok yang selalu membelai rambutku, menyeka air mataku, melapangkan dadaku, dan selalu menjadikan diriku terasa bermakna dan penting sebagai manusia.. Ibu.. Engkau begitu ajaib! Hebat! Dahsyat! Luar biasa.. Bagaimanakah caraku mampu membalas semua tabahmu, cintamu, sabarmu, doamu, dan pengorbananmu… Ketahuilah Ibu.. Tak ada yang dapat menyamai kehebatan seorang ibu.. Tak ada yang dapat menandingi cinta dan kasih sayang seorang ibu.. Ibu memberi kita hidup, mencintai, m...

JOGJA 2 - TAMAT

Setelah berjuang menembus kerumunan orang di sepenjang jalan, berhasil juga kami keluar dari kompleks Borobudur dengan selamat tanpa kurang suatu apa. *yaiyalah, memangnya habis perang!* Nah-nah.. Masalah selanjutnya, ternyata si Michael mengajak kami balik ke Jogja bareng!! Aslinya gak masalah sih, tapi yang buat bingung, mau naik apa? Pakai becak satu, tidak cukup untuk bertiga, tapi kalau dua becak lumayan mahal juga! Untungnya, buat orang kayak aku dan Fida, tidak ada yang tidak mungkin lah.. *hehe, narsizz* Tahu gak, akhirnya kami naik apa? Yups, gak salah lagi.. Delman gitu loh..!! Hehe.. habisnya kendaraan apalagi yang cukup buat bertiga tapi tetap murah meriah..? Memang kata Michael sih, alat transportasi satu ini termasuk bentuk penyiksaan terhadap hewan. Tapi ya, mau bagaimana lagi.. Mau jalan, gempor aja lo..! Huhuy.. Sampai di terminal.. -apa ya, aku lupa namanya- kita langsung lanjut ke terminal Jombor, Jogja pakai bis kecil. Huwwhhh.. Sudah kecil, sumpek, penuh debu lagi....

JOGJA

Siang terik, aku mengusap peluh yang berleleran di keningku. “Panas…” keluhku. “Capek…” temanku menambahkan. “He-eh… Mana gak bawa kamera lagi…” Aku menghenyakkan tubuh lelahku di sebuah arca batu sambil bersandar. Teman seperjalananku, Fida, berkacak pinggang di hadapanku. “Kalau mau istirahat tuh yang enak, kek. Di sini sama saja berjemur matahari tahu!!!” Ia beranjak meninggalkanku. Setengah terpaksa kulangkahkan kaki mengikutinya. Hhh… Ternyata begini, ya, Candi Borobudur yang termasyhur itu? pikirku kesal. Kayaknya waktu buat mengelilinginya tidak lebih lama daripada memutari Gedung Al Azhar di kampusku deh. “Mbak-mbak.. Sini, Mbak.. Ikutan foto, yuk, Mbak..” Seorang bapak beserta anaknya tampaknya memanggil kami. “Da, manggil kita nggak sih, itu?” bisikku. “Au, ah…” Fida tampak tak tertarik. “Sini, Mbak.. Foto bareng..” Bapak itu terus saja melambai-lambaikan tangan. “Kesana, yuk.. Foto bentar gak ada salahnya kan…” Aku berbelok ke arah bapak-bapak yang sibuk berpose. “Ohhh.. ...