Postingan

IMPIAN

Pas di mahad, aku pernah menuliskan impian-impianku di atas kertas. Kini, bertahun kemudian, ternyata begitu banyak yang SUDAH TERCAPAI!!! 1. Selalu nomor 1 di angkatan 2. Nilai tertinggi sepanjang masa 3. Aktif di organisasi pondok 4. Jadi ketua kelas 5. Jadi ketua kamar 6. Jadi ketua rayon 7. Dapat beasiswa di sekolah 8. Dekat sama ustadz-ustadzah 9. Dikenal di mahad 10. Ikutan Miss Language 11. Ikutan Miss Scouting 12. Ikutan Miss Skill 13. Jadi anggota passus 14. Aktif di pramuka 15. Jadi MC kereenn 16. Jadi ketua bagian di organisasi pelajar 17. Jadi ALUMNI!!! 18. Jadi aktris di Drama Contest 19. Aktif di rayon, angkatan, pondok 20. Jadi anggota paskibra 21. Jadi pengerek bendera 22. Jadi kontingen mewakili pondok 23. Ikut lomba-lomba bergengsi mewakili mahad 24. Ahli bahasa Arab dan Inggris 25. Pinter khot/kaligrafi 26. Jadi santri kritis dan berprestasi 27. Bisa bikin cake tart 28. Bisa jadi photographer keren 29. Punya kamera fotografi 30. Bi...

DUA PULUH TAHUN

Benarkah aku sedang jatuh cinta? Padanya yang tak kusangka? Padanya yang dulu bahkan tak kulirik dengan sebelah mata? Dapatkah cinta hadir seperti ini layaknya? Aku punya seorang teman. Sahabat, lebih tepatnya. Seseorang yang selalu ada saat kubutuhkan. Seseorang yang kucari saat kebosanan datang. Seseorang yang lebih sering terlupakan saat kebahagiaan menyergap datang, namun tak pernah menolak mengulurkan bantuan saat diminta. Seseorang yang, tanpa kusadari, kini begitu sering kurindukan. Apakah semua ini hanya khayalan? Suatu saat, dulu, dulu sekali, aku lagi-lagi memanggilnya. Menyampaikan serangkaian permintaan yang tak berperasaan, merepotkannya dengan begitu banyak beban. Dan, selalu, ia tak sekalipun menolak. Semua ia kerjakan tanpa keluhan. Satu hal yang tak kumengerti hingga saat ini. Benarkah? Hingga saat seorang lagi sahabatku mengungkap, bahwa ia mencintainya. Selalu memikirkannya. Membuatku kembali berpikir, apa sebenarnya yang kurasakan padanya.. Saat itu kuulas senyu...

5 CM

Apabila kita yakin pada sesuatu, yang harus kita lakukan cuma percaya, lalu berusaha bangkit dari kegagalan. Jangan pernah menyerah! Letakkan keyakinan itu di depan kening. Letakkan mimpi, keinginan, cita-cita, keyakinan, harapan dan apapun yang akan kita kejar, tepat di depan kening kita.. terus disana, jangan menempel.. Biarkan.. dia.. mengambang, menggantung.. 5 centimeter.. di depan kening kita.. Sehingga dia takkan pernah lepas dari mata kita. Dan kita akan selalu membawa mimpi dan keyakinan itu setiap hari, akan kita lihat setiap hari, dan selalu percaya bahwa kita bisa. Apapun hambatannya, katakan pada diri kita sendiri.. Bahwa kita akan terus percaya pada keinginan itu dan kita takkan bisa menyerah. Bahwa kita akan berdiri lagi setiap kali terjatuh.. Bahwa kita akan terus mengejarnya sampai dapat, apapun itu.. Biarkan keyakinan kita, menggantung 5 cm di depan kening kita… Dan setelah itu, yang kita perlukan hanyalah.. Kaki yang akan berjalan lebih jauh dari biasanya...

TOKO BUKU NGAWI

Suatu hari, aku belanja di toko buku kecil di Ngawi. Pas baru masuk, tepatnya melangkahkan kaki, entah darimana ada suara: WELCOME to blablabla. Wuiihh… Aku sempat kaget juga tuh. Terus pas aku tanya Kamus Oxford, bapak penjualnya langsung menjawab, “Yeah, that is over there! Yes, on the back side… Right!”  ???   Otomatis aku tercengang bengong kayak orang bloon. Toko kecil begini, penjaganya menggunakan bahasa Inggris dengan aksen yang sangat bagus? Ternyata itu belum seberapa teman-teman.. Sewaktu melihat-lihat buku lain, bapak penjual bertanya: “Artinya ‘kamu anak keberapa’ apa ya, Mbak? Kan kalo jawabnya kaya I am the third child, trus pertanyaannya bagaimana, Mbak?” Aku agak ragu plus linglung menjawab, “Kalo tidak salah sih, teman buleku pernah nanya begini deh, Pak, ‘Which child are you in your family?’ begitu Pak.” Bapak tampak belum puas. Katanya, ”Bukannya kalau ‘which’ itu terlalu umum ya, Mbak.. Bisa cakep, jelek, pintar, dll…” Aku makin pusing. Kritis juga n...

LIBURAN

  Saat-saat menyenangkan, masa baru anak kuliahan, masa selesai pengabdian di pondok tercinta. Suasana baru, lingkungan baru, meski dengan atmosfer yang tak jauh berbeda. Hingga tak terasa, hampir sebulan sudah kujalani babak selanjutnya dari kehidupanku. Hari ini.. Tiba waktu pulang, kembali ke kampung halaman! Aku bertekad, liburan menjelang bertambahnya usiaku kali ini, akan menjadi liburan yang bermanfaat dan takkan kulupakan.. *** Perjalanan panjang, Malang-Bondowoso.. Sesampai di rumah, kudapati rona keterkejutan dari kedua orang tuaku begitu aku beruluk salam. Ternyata pesan singkat yang kukirimkan tidak sampai sebagaimana yang kuduga. Sehari itu pun kuhabiskan dengan bercengkrama, bertukar cerita bersama orang tua dan saudara-saudaraku. Keesokan harinya, kuputuskan untuk membuat sebuah kesibukan. Intensitas kegiatan yang padat di kampus membuatku terbiasa bergerak dan beraktivitas. Acara pertama yang kusiapkan adalah buka bersama alumni pondok di daerahku. Mul...

PRAGMATIS

Ke Swalayan ‘Sardo’ bareng Chipy.. Belanja keperluan, nge-net bentar.. Mau tes kesehatan dll, kok ya antri banget ya.. Besok saja lah! Oh iya, jadi ingat kemarin pas validasi, kakak.. eh.. bapak-bapak jurusan, mengejek aku dan Chipy! Bapak 1: Ijazahnya mana? Aku: Kan pake surat pernyataan, Pak.. Bapak 2: Tuh kan, lagi-lagi kayak gini nih! Jurusan apa kamu? Chipy: BSA, Pak. Bapak 3: Pasti, anak pondok kalo gak ngambil BSI, BSA, PBA.. Betul kan, lulusan pondok kamu? Chipy: (Ngangguk tak berdaya) Bapak 2: Iya.. yang ijazahnya bermasalah itu, kan! Kalo kamu, jurusan apa? Aku: PBA, Pak. Bapak 3: Oh, dasar pragmatis! Chipy: (mendongak kaget!) Bapak 3: Maunya jadi guru saja, PBA ini.. Pengen gampangnya saja! Bapak 2: Iya, beda sama BSA, bisa semuanya.. Aku: Loh! Saya mau jadi dosen kok, Pak.. Saya pengen menguasai Bahasa Arab juga.. Bapak 1,2,3: (cuek) Aku dan Chipy: (menggeram sebal) Bapak 2: Ya sudah, kembali sana! Aku dan Chipy: (berdiri secepat mungkin, t...

KAMPUS

Everything begins today! Subhanallah.. Aku sama sekali tak menyangka pilihan ibuku di UIN Malang benar-benar bagai anugerah dari Allah SWT. Meski awalnya sedih dan minder, apalagi saat mendengar ‘hujatan’ teman-teman.. Saat ini kurasa aku telah menemukan hikmahnya. Pertama kali datang, aku tidak terlalu kaget. Aku sudah sering melihat universitas yang lebih mewah dan besar di kota-kota lain. Namun saat kulihat ekspresi ayahku, beliau terlihat sangat bangga dan puas. Bangunan-bangunan yang tinggi, besar, megah, dan teratur, tampaknya menyenangkan beliau. Aku tersenyum bahagia. Saat tiba di kamar, mabna Ummu Salamah lt 2 kamar 19, alhamdulillah aku masih dapat kesempatan untuk memilih tempat tidur yang kusukai. Soalnya aku datang saat kamar masih lumayan kosong. Tempat tidur yang kupilih pas di balik kamar mandi, yang jelas asyik banget! My Room Mate: Laila Afifatun Nisa – Blitar Laili Kamilah – Probolinggo Nora Nuzliatul – Cirebon Rizki Puspita Sari – Jombang Muji Rahayu Setya –...