Postingan

Menampilkan postingan dari 2012

MATI

Air mataku tumpah malam ini. Selepas membaca novel trilogi “Ranah Tiga Warna”, aku terhanyut dalam nuansa melankolis. Seperti layaknya ketika aku selesai membaca novel-novel luar biasa karya “Andrea Hirata”, ataupun merenungkan lika-liku kehidupan dalam karya “Abdurrahman El-Shirazy”, juga saat terharu biru mengikuti kisah-kisah menakjubkan “Dan Brown”. Sejujurnya, aku bukan orang yang lemah lembut, penuh kasih, dan feminin. Aku biasa menjuluki diriku ‘ An Extraordinary Girl ’, sedangkan seorang sahabat karibku sering menyebutku ‘ Srikandi Masa Kini ’. Entahlah, apa karena aku lahir di keluarga yang mayoritas merupakan lelaki, atau karena terlalu banyak mendalami tulisan-tulisan berbau perjuangan wanita sejak kecil.  Namun sering aku heran mengetahui bahwa membaca suatu tulisan, amat mudah membuatku menitikkan, bahkan mengalirkan air mata. Terlebih bila tulisan itu terasa amat dekat dengan kehidupanku sehari-hari. Seperti kali ini, aku tanpa sadar tergugu di pojok kamar ...

POLA

"Lagi ngapain, Cha?" "…….." "Cha…?" "Hmmm…" Gadis itu sibuk menggaris, membuat pola, menulis, hingga tak mengacuhkan sapaan itu. "Ih, sok sibuk banget, sih! Nyebelin!" Icha menengadahkan kepala, kaget. "Waduh, maaf maaf… Lagi konsen, nih.." Terlambat, temannya telah pergi. "Huuuuffttt.. Lagi-lagi…" Icha kembali menekuni pekerjaannya. *** "Yeyeye.. Sudah jadi…" Icha tersenyum lepas, menepuk kedua tangannya berulang-ulang. Dipandangnya hasil karyanya, ditimang-timang di pangkuannya. Bukan sesuatu yang istimewa sebenarnya. Hanya selembar kertas bertulis saja. Namun ia puas. Senyum dan bangga merona di wajahnya. *** "Eh, siapa yang menempel kertas sembarangan di pojok itu?" "Gak tau. Icha, kayaknya.." "Buat apa lagi sih, dia? Gak ada habis-habisnya…" "Iya ih, gak ada capek-capeknya.." "Coba lihat, yuk. Benda aneh apa lagi yang kini dia hasilkan.." Berpasan...

PERTANYAAN

Suatu pagi, di sebuah kelas, seorang guru bertanya pada muridnya. "Siapa yang bisa menjelaskan pada bapak, apa itu pendidikan?" Beberapa anak berebutan mengacungkan tangan. "Ya, coba kamu, kacamata pojok!" tunjuk sang guru. Siswi yang ditunjuk tampak gembira. Dengan resah dirapikan jilbabnya, bersiap menunjukkan aksi terbaiknya. Ia berdehem sejenak. "Pendidikan itu.. Mmm… pendidikan itu… adalah.. Hmmm…" mendadak ia kehilangan kata-kata yang telah susah payah disiapkannya. Rupanya ia demam panggung begitu menyadari pandangan lekat guru dan teman-temannya. "Apa?" sang guru bertanya, sambil melirik jam tangan besar yang melingkar di pergelangan tangannya. Keringat dingin mulai mengucur di kening siswi berkerudung itu. Ia menyesal telah mengacungkan tangan. Terdiam akhirnya ia, di pojok merapatkan diri ke dinding kelas yang kusam. Beberapa temannya menatapnya dengan pandangan melecehkan. Sebagian lain, terutama yang tadi ikut mengangkat tang...

TOPENG

putri topengmu hitam kelam beragam ... kadang kau tertawa kemudian tersedu bolehkan kupelajari hatimu agar tak sakit kau di sisiku ... putri bukalah topeng itu sesekali

PADAM

Melewati bertubi-tubi Karang menancap di ulu hati Bukan berarti Akhir kehidupan ini Masih banyak cara Untuk beranjak dan lari

LUPA

"Ada dua nikmat yang begitu sering dilupakan : Kesehatan dan Kesempatan " 1. Ketika sehat, saya seolah menjadi raja. Raja yang lalim, tepatnya. Bertindak sesuka hati, seolah tak akan pergi menghadap Ilahi. Beribadah, nanti dulu. Melakukan hal-hal bermanfaat, enggan. Bersyukur, apalagi. Namun saat badan terasa lemah, napas menjadi berat, dan rasa sakit mulai menyapa, barulah saat itu saya tersadar. Bahwa kesehatan adalah nikmat yang sungguh berharga. Bahwa ia (kesehatan) takkan menemani selamanya. Betapa.. Betapa piciknya pemikiran saya, saat kesakitan mendera. Janji-janji kepada Yang Maha Kuasa, untuk berbuat lebih baik saat kembali sehat nanti. Harapan seluas samudera, untuk kembali mengecap nikmat yang sebelumnya bahkan tak disapa. Sungguh, saya benar-benar merugi… 2. Berapa banyak waktu yang telah saya pergunakan untuk menyesal. Menyesali langkah yang telah diambil. Menyesali keadaan yang tak kunjung membaik. Menyesali hari-hari yang tampak suram.  Dan berapa banyak...

NOETIC

Pernah dengar tentang 'orang-orang istimewa' yang mampu mematahkan sendok hanya dengan sedikit tekanan? Atau mengangkat batu tanpa menyentuhnya? Bahkan menyakiti seseorang hanya dengan menatapnya? Menurut anda, apakah hal itu mustahil? Terasa sekali saat membahas ilmu dan teknologi saat ini, kita sering menemukan 'miss' atau sesuatu yang hilang. Tidak klop. Agama yang cenderung kepada kepercayaan sering berhubungan dengan hal yang mistis dan tak masuk akal. Benarkah kedua hal itu tak dapat disatukan? Atau paling tidak, dipadukan? Merupakan cabang ilmu pengetahuan, yang dikaitkan dengan parasikologi, 'Noetic Science' atau "Ilmu Noetik'. Ilmu yang -katanya, karena saya juga belum mendalami lebih jauh- dapat mengaitkan mistisime agama dengan kecanggihan teknologi masa ini. Berusaha kesana kemari mencari referensi yang pas, namun terbentur problem bahasa dan lain-lain.. Akhirnya seorang teman menawari buku 'The Lost Symbol' karya Dan Brown, penu...

CINTA

Manusia dilahirkan dengan cinta… Tidak setuju? Karena tak semua pasangan saling mencintai? Karena tak jarang -bahkan sangat sering terjadi saat ini- seorang anak dilahirkan karena kecelakaan, atau paksaan? Namun tahukah, di atas semua itu, manusia dilahirkan atas nama cinta. Ya.. cinta. Cinta Tuhan kepada hamba-Nya. Jika kau mendatangi-Ku dengan berjalan, Aku akan mendatangimu dengan berlari… Tidak percaya? Alkisah, tersebutlah seorang pemuda yang tak pernah beribadah. Pekerjaannya hanyalah berfoya-foya menghabiskan harta peninggalan kedua orang tuanya, tanpa mau tahu darimana semua itu berasal. Ia menganggap bahwa semua kenikmatan itu akan abadi. Hingga suatu hari,  terjadi kebakaran besar di rumahnya yang bagai istana. Si jago merah membakar  habis seluruh kekayaannya dalam semalam.  Tetangga-tetangganya yang selama ini tak pernah dipedulikannya, dan selalu didzoliminya, tak satu pun mau repot-repot berjuang menyelamatkan rumahnya yang dilalap api. Letaknya yang...

KEPALAN TANGAN ITU

Begitu banyak hal yang telah kualami di usiaku yang menginjak dewasa ini. Usia yang kerap kali begitu membebani perjalanan hidupku. Kenyataan bahwa jatah hidup di dunia makin menipis. Perasaan bahwa belum ada kontribusi bermakna apapun yang kudarmakan bagi bumi pertiwiku. Kemalasan yang mendera, melingkupi sebagian besar waktuku. Aku masih ingat, kurang lebih dua tahun yang lalu.  Aku berdiri di bawah sebuah pohon rindang nun jauh di tempat itu. Tempat suci yang begitu kurindukan saat ini. Tempat yang sama, yang sungguh ingin kuhindari masa itu. Saat itu, kuangkat kepalan tanganku, kunyalangkan pandang menantang langit, sambil kubisikkan dalam hati: AKU TAKKAN JADI ORANG YANG MERUGI! Sejurus kemudian keteriakkan ikrarku: AKU PASTI BISA!!! Berulang-ulang. Terus. Hingga lelah. Hingga serak. Hingga tak ada lagi suara yang keluar dari bibirku. Hingga kelu. Hingga jatuh terduduk kelelahan. Emosiku terkuras habis saat itu. Saat dimana aku dengan sepenuh hati memanjatkan asa, membulatka...