Postingan

KALIMANTAN

Perjalanan dari satu kota ke kota lain di Kalimantan bagaikan sebuah petualangan tanpa henti. Naik dan turun gunung, melewati lembah dan hutan. Hebatnya, jalan raya yang dilewati amat mulus dan rata. Tetapi, ada satu hal yang membuatku sedih. Sepanjang perjalanan, kulihat pembabatan hutan besar-besaran. Pembangunan ruko dan gedung-gedung membuat suasana tak berbeda jauh dengan Jawa. Menyedihkan sebenarnya, sebab awalnya aku kira pergi ke Kalimantan seperti pergi ke tengah hutan yang “benar-benar hutan”. Ternyata, yah, meskipun belum separah di Jawa, tetapi tanah gundul dan pohon tumbang adalah dua pemandangan biasa di sini. Aku pernah membaca, bahwa Kalimantan adalah jantung dunia. Bila beberapa tahun lagi hutan Kalimantan dibabat habis, berganti dengan gedung dan bangunan, apakah dunia kita akan tetap sama? *** Hari selanjutnya aku mengunjungi Sungai Mahakam. Meskipun sebelumnya aku telah melewati sungai ini, tetapi  benar-benar duduk dan menikmatinya dari dekat sangat...

DI ATAS AWAN

Gambar
Aku deg-degan. Ini pengalaman pertamaku. Sendiri. Tanpa siapapun di sebelah kiri. Bagaimana mungkin benda sebesar dan seberat ini bisa terbang? Tiba-tiba pesawat bagai berlari. Jantungku bertalu. Ia terus melaju. Dan sekejap kemudian, roda-rodanya mulai terangkat ke udara. Aku ternganga. Perlahan semuanya mengecil di bawah kakiku. Aku naik ke atas awan. Pesawat berkibar dengan gagahnya. Warna merah cerah di atas awan yang kelabu. Aku tak bisa lagi melihat daratan. Lalu awan menipis. Laut dan daratan terbujur indah. Aku bagai raja. Dan semua tampak kecil nun jauh di sana. Bagai lukisan. Bagai coretan anak kecil. Bagai mimpi. Begitu pesawat mengambang stabil di udara, baru kusadari pesawat ini berdenging keras. Agak membuatku pusing. Namun begitu melihat lautan awan yang bergerak perlahan bagai kapas di sekitar pesawat, aku kembali tenang. Saat melewati gumpalan-gumpalan awan tebal, pesawat sedikit terguncang, bagai menabrak kerikil besar di jalanan. Ingin rasanya kuk...

KESAN PERTAMA PENERBANGAN DOMESTIK DENGAN LION AIR (SURABAYA-KALIMANTAN)

Gambar
Saat pertamaku naik pesawat adalah sewaktu mendapat tiket gratis ke Balikpapan, Kalimantan. Meski cenderung terlambat di usiaku yang ke-24, tapi pengalaman pertamaku ini cukup menegangkan. Sebab selain berangkat sendirian di penerbangan pertama, sehari sebelum keberangkatan, Indonesia sedang dihebohkan dengan berita kecelakaan salah satu pesawat Air Asia di perairan sekitar Kalimantan. Lengkap sudah, semua orang ketakutan. Channel-channel di TV menyiarkan berulang-ulang peristiwa naas tersebut. Huffttt...... Tetapi mau tak mau, aku harus siap berangkat. Tiket sudah dibeli. Semua sudah direncanakan. Aku berangkat dengan hati gamang. Sesampai di Bandara Juanda, Surabaya, aku terpukau. Besar, rapi, dan lengkap. Maklum, sebelumnya aku hanya tahu terminal dan stasiun. Jadi begitu melihat pesawat-pesawat berjajar di lapangan parkir Juanda, aku ternganga. Wah, betul-betul keren! Benarkah benda sebesar itu bisa mengapung di udara? Aku tak habis pikir. Lapangan Parkir Juanda ...

LANGKAH PERTAMA

Gambar
Semua itu akan kumulai lewat perjalananku keliling dunia. Perjalanan yang sudah kurencanakan belasan tahun yang lalu. Sebuah perjalanan untuk mencari jati diri, perjalanan untuk menemukan kepingan-kepingan mozaik diriku yang hilang. Dan perjalanan itu tak akan usai. Sampai aku mati. *** “Aku ingin keliling dunia...” Tak seorangpun memedulikan ocehan anak itu. Anak kecil yang tak tahu apa-apa bagi mereka. Anak kecil dan mimpinya yang terlalu muluk. Anak kecil dan mimpinya yang, menurut mereka, akan lenyap perlahan seiring masa. *** Anak itu sekarang sudah memasuki sekolah menengah. Tak seperti anggapan orang, mimpinya justru tumbuh semakin besar. Sekarang, mimpi itu menjelma bunga yang kerap menemani tidur lelapnya. “Aku ingin keliling dunia!!!” Kata-kata yang terus menerus diulang oleh anak itu, di setiap harinya. Ia tak tahu bagaimana caranya. Lagipula, ia hanya seorang anak biasa yang tak terlampau kaya, bukan pula anak tunggal di keluarganya, dan tak memili...

SISTEM

Aku hidup di dunia yang dikuasai paham ras, sistem sosial, dan gender. Ras kasarannya warna kulit dan atau bahasa, sistem sosial bisa dibilang tingkat ketebalan kantong atau rekening bank, dan gender awalnya adalah benda apa yang terletak di bawah pusar dan sekitarnya, namun berkembang menjadi “siapa” harus berbuat “apa”. Sungguh membingungkan. Berdasarkan pengamatanku selama hidup, urutan  sistem sosial  dari yang paling tinggi: 1. PEMILIK MODAL, MILYADER, DAN PENGUASAHA KELAS SATU. Semua menghormati golongan ini. Mereka bahkan rela tunduk, berlutut, ataupun bersujud demi memohon sesuatu pada mereka. Mereka bagaikan tangan langsung Tuhan, dalam hal uang dan kekuasaan di dunia. 2. NEGARAWAN, MENTERI, PRESIDEN, DUTA BESAR. Menempati posisi terhormat, amat terhormat di dunia ini, meski sesungguhnya tidak seberkuasa golongan pertama. Mereka terkenal, banyak bicara, tapi tidak membawa terlalu banyak perubahan bagi dunia. 3. AKADEMISI, PROFESOR, DOKTOR, DOSEN. Diangg...

KINI

Gambar
Tak peduli Masa Benda di genggaman Menjelma penguasa Hati buram Kelam Kelabu Turuti kemana dunia melaju Kendali tlah sirna Tiada Bagai robot tak bernyawa Semua Sama

SYUKUR

Gambar
“Suamiku tuh gak romantis, tahu...” keluhku pada Nana, rekan kerjaku. “Gak romantis gimana?” balasnya. “Ya... gitu. Dia gak pernah bilang hal-hal romantis, gak pernah memuji penampilan atau masakanku, dan hampir gak pernah ngasih aku hadiah, gak seperti suami-suami lain.” Nana mendesah. “Itu wajar, Cha.. Mungkin karena usia pernikahan kalian yang sudah memasuki tahun kelima. Mungkin juga, baginya itu bukan hal yang sangat penting lagi saat ini...” “Tapi Na.. Dari awal kenalan dulu, dia sudah begitu.  Gak pernah berubah.” Aku mendengus kesal. Nana hanya mengangkat bahu. “Coba dikomunikasikan lagi saja, Cha..” “Ntar malam kucoba deh,” Malas-malasan kujawab saran Nana. Customer  terus berdatangan. Aku dan Nana kewalahan, menawarkan barang dan menjawab berbagai pertanyaan. Sejenak aku lupa akan kekesalanku pada Mas Rio. Ya, Mas Riolah lelaki yang telah menemaniku mengarungi asam manis kehidupan dalam lima tahun terakhir. Dulu, ia melamarku tanpa sekali pun ...