UNTUK AYAHKU
Kuharap, engkau takkan bosan membacanya, Ayah…
Biasanya, bagi seorang anak perempuan yang beranjak dewasa, dan jauh dari orang tua.. ia akan merasa sangat rindu pada ibunya.. Lalu, bagaimana dengan ayah…
Mungkin seorang ibu lebih sering menelepon untuk menanyakan keadaan setiap hari.. tapi ternyata.. Ayahlah yang selalu mengingatkan ibu untuk menelepon!
Mungkin dulu sewaktu kecil, ibulah yang sering mengajakku bercerita dan mendongeng, tapi di kemudian hari aku tahu… bahwa sepulang ayah bekerja dan dengan wajah lelah, ayah selalu menanyakan pada ibu tentang kabarku dan apa yang kulakukan seharian…
Biasanya, bagi seorang anak perempuan yang beranjak dewasa, dan jauh dari orang tua.. ia akan merasa sangat rindu pada ibunya.. Lalu, bagaimana dengan ayah…
Mungkin seorang ibu lebih sering menelepon untuk menanyakan keadaan setiap hari.. tapi ternyata.. Ayahlah yang selalu mengingatkan ibu untuk menelepon!
Mungkin dulu sewaktu kecil, ibulah yang sering mengajakku bercerita dan mendongeng, tapi di kemudian hari aku tahu… bahwa sepulang ayah bekerja dan dengan wajah lelah, ayah selalu menanyakan pada ibu tentang kabarku dan apa yang kulakukan seharian…
Pada saat aku masih seorang gadis kecil.. ayah mengajariku naik sepeda, dan setelah ayah menganggapku bisa, ayah akan melepaskan roda bantu di sepedaku.. kemudian ibu akan berkata… “Jangan dulu ayah, jangan dilepas dulu..” Kenapa? Karena ibu takut putri manisnya terjatuh lalu terluka, tapi sadarkah..?? Bahwa ayah dengan yakin akan membiarkan, menatap, dan menjagaku mengayuh sepeda dengan seksama karena ia tahu putri kecilnya PASTI BISA!!
Waktu aku merengek meminta mainan boneka atau mainan yang baru, ibu menatapku iba, tapi ayah akan mengatakan dengan tegas, “Boleh kita beli nanti, tapi tidak sekarang!” Tahukah… ayah melakukan itu, karena ayah tidak ingin aku menjadi anak yang manja dengan semua tuntutan yang dapat dipenuhi?
Begitu pula saat aku demam, ayah yang selalu khawatir sampai terkadang sedikit membentak dengan berkata, “Sudah dibilang, kamu jangan minum air dingin!” Berbeda dengan ibu yang memperhatikan dan menasehatiku dengan lemah lembut, aku tahu saat itu ayah benar-benar mengkhawatirkan keadaanku..
Ketika aku mulai beranjak remaja… aku mulai menuntut ayah untuk dapat izin keluar malam, dan ayah bersikap tegas dengan berkata, “Tidak Boleh!” Harusnya aku sadar, bahwa ayah melakukan itu semua untuk menjagaku.. Karena bagi ayah aku adalah sesuatu yang amat berharga. Namun apa yang kulakukan? Setelah itu aku marah pada ayah dan masuk ke kamar sambil membanting pintu! Dan yang datang mengetuk pintu dan membujukku agar tidak marah adalah ibu. Lama setelah itu aku sadar bahwa saat itu, ayah sedang memejamkan matanya dan menahan gejolak di hatinya.. bahwa sesungguhnya ayah sangat-sangat ingin menuruti keinginanku, tapi lagi-lagi ia harus menjagaku..
Ketika seorang pria mulai sering menelepon, atau bahkan datang kerumah untuk menemuiku.. ayah akan memasang wajah paling cool sedunia, bahkan terkadang sesekali menguping atau mengintip saat aku sedang mengobrol berdua di ruang tamu.. Sadarkah??? Kalau hati ayah sebenarnya sangat cemburu??
Saat aku mulai lebih dipercaya.. dan ayah melonggarkan sedikit peraturan untuk keluar rumah.. namun aku malah melanggar jam malamnya, maka yang dilakukan ayah adalah duduk di teras atau ruang tamu dan menungguku pulang dengan hati yang teramat sangat khawatir, dan setelah melihat putrinya pulang larut malam, hati ayah akan mengeras, dan ayah akan memarahiku.. Pada akhirnya aku paham.. Bahwa ini karena hal yang ditakuti ayah, akan segera tiba… Bahwa putri semata watangnya akan segera meninggalkan sang ayah..
Setelah lulus SMA, ayah akan sedikit mengarahkanku untuk menjadi seorang dokter atau insinyur.. Bila aku berpikir mendalam, aku akan mengerti bahwa seluruh paksaan yang dilakukan ayah dan ibu semata-mata hanya karena memikirkan masa depanku nanti… Tapi toh ayah tetap tersenyum dan mendukungku, saat pilihanku tidak sesuai dengan keinginan ayah dan ibu…
Saat aku menjadi gadis dewasa, dan harus pergi sekolah di kota lain, ayah selalu melepasku di tempat pemberangkatan.. Saat itu.. Badan ayah akan terasa kaku untuk memelukku.. Ayah hanya tersenyum sambil memberi nasehat ini itu dan meyuruhku untuk berhati-hati.. Padahal kutahu, ayah ingin sekali menangis seperti ibu dan memelukku erat-erat.. Tapi yang ayah lakukan hanya menghapus sedikit air mata di sudut matanya, dan menepuk pundakku sambil berkata,” Jaga dirimu baik-baik putriku…” Ayah melakukan itu semua agar aku kuat untuk pergi dan menjadi dewasa..
Di saat aku butuh uang untuk biaya hidup, orang yang pertama kali mengerutkan keningnya adalah ayah, dan ayah pasti akan berusaha keras mencari jalan untuk memenuhi semua kebutuhan anaknya, meski harus kesana kemari mencari pinjaman..
Ketika permintaanku bukan lagi sekadar meminta boneka baru dan ayah tahu ia tidak bisa membelikan apa yang kunginkan.. Saat itu, aku tahu ayah merasa gagal membuat anaknya tersenyum
Saat aku mengikuti perlombaan-perlombaan, begitu pula saat aku diwisuda kelak, kuyakin ayah adalah orang pertama yang berdiri dan memberi tepuk tangan padaku, ayah akan tersenyum dengan bangga dan puas melihat putri kecilnya yang tidak manja berhasil tumbuh dewasa dan menjadi seorang yang berarti
Sampai saat seorang lelaki datang ke rumah dan meminta izin pada ayah untuk mengambilku darinya, aku paham… ayah akan sangat berhati-hati memberikan izinnya karena ayah tahu.. bahwa lelaki itulah yang akan menggantikan posisinya kelak..
Dan akhirnya.. saat ayah melihatku duduk di pelaminan bersama seorang lelaki yang dianggapnya pantas menggantikannya kelak, kutahu ayah akan tersenyum bangga… Dan dihari yang bahagia itu, ayah akan pergi ke belakang panggung sebentar dan meneteskan air matanya.. Aku sadar bahwa ayah menangis karena ayah sangat berbahagia, maka kemudian ayah akan berdoa, ”Ya Allah.. Tugasku telah selesai dengan baik, putri kecilku yang manis dan kucintai telah menjadi seorang wanita dewasa.. Maka bahagiakanlah ia bersama suaminya…”
Setelah itu, seorang ayah hanya bisa menunggu kedatangan putrinya bersama cucunya sesekali untuk menjenguknya.. dengan rambut putihnya yang bersahaja, dan badan yang tak lagi kuat untuk menjaga putrinya dari bahaya.. Saat itu… Ayah telah menyelesaikan tugasnya..
Maka bagiku.. Ayah..
Adalah sosok yang harus selalu terlihat kuat...
Bahkan ketika ia tidak kuat untuk tidak menangis…
Ia harus terlihat tegas, bahan saat ia sangat ingin memanjakan putra-putrinya..
Adalah sosok yang harus selalu terlihat kuat...
Bahkan ketika ia tidak kuat untuk tidak menangis…
Ia harus terlihat tegas, bahan saat ia sangat ingin memanjakan putra-putrinya..
Ayah adalah..
Seorang yang.. mulai merencanakan hidup putra-putrinya begitu mereka lahir, dan pada saat umur mereka 2 tahun, ia mulai membuat revisi..
Ayah, seorang yang selalu sedih ketika putra-putrinya pergi bermain dengan teman-temannya, karena itu adalah akhir masa kecil mereka…
Ayah akan melupakan apa yang ia inginkan agar bisa memberikan apa-apa yang putra-putrinya butuhkan..
Ayah akan mengatakan betapa rindunya ia pada putra-putrinya, ketika mereka pergi… tapi nyaris tanpa kata-kata…
Ayah tidak suka meneteskan air mata..ketika putra-putrinya lahir dan ia mendengar mereka menangis untuk pertama kalinya, ia sangat senang..
Seorang yang.. mulai merencanakan hidup putra-putrinya begitu mereka lahir, dan pada saat umur mereka 2 tahun, ia mulai membuat revisi..
Ayah, seorang yang selalu sedih ketika putra-putrinya pergi bermain dengan teman-temannya, karena itu adalah akhir masa kecil mereka…
Ayah akan melupakan apa yang ia inginkan agar bisa memberikan apa-apa yang putra-putrinya butuhkan..
Ayah akan mengatakan betapa rindunya ia pada putra-putrinya, ketika mereka pergi… tapi nyaris tanpa kata-kata…
Ayah tidak suka meneteskan air mata..ketika putra-putrinya lahir dan ia mendengar mereka menangis untuk pertama kalinya, ia sangat senang..
Ketika putra-putrinya masih kecil, ia bisa memeluk mereka untuk mengusir rasa sakit.. tapi ketika mereka telah beranjak dewasa, ia tidak bisa berbuat apa-apa kecuali ikut merasakan kesedihan putra-putrinya..
Ayah akan menyalami putra-putrinya ketika mereka meninggalkan rumah, karena ia tahu jika memeluk, ia tidak akan sanggup melepaskan mereka…
Ayah akan menyalami putra-putrinya ketika mereka meninggalkan rumah, karena ia tahu jika memeluk, ia tidak akan sanggup melepaskan mereka…
Ayah..
Kehadiranmu sangat berarti dalam hidupku.. karenamu aku bisa seperti ini.. dan tanpamu aku tiadalah berarti…
Putrimu.. yang sedang mencari jati diri…
Asri Aisyah El Zahra
Kehadiranmu sangat berarti dalam hidupku.. karenamu aku bisa seperti ini.. dan tanpamu aku tiadalah berarti…
Putrimu.. yang sedang mencari jati diri…
Asri Aisyah El Zahra
Komentar