Postingan

Menampilkan postingan dari 2010

MAS-KU TERSAYANG 2 - TAMAT

Brassshhh!!! Badanku sukses menghempas air. Kepalaku timbul tenggelam. Toni yang susah payah sampai di seberang menatap ngeri sungai yang beriak karenaku. “I-cha.. ja-jaa-tuh.. Bagaimana ini?” Kakakku mencengkeram kerah kaos Toni kuat-kuat. “Ini semua gara-gara kamu, tahu!!” Disungkurkannya tubuh Toni hingga terjengkang. Tanpa pikir panjang kakakku melepas kaosnya, lalu melompat ke sungai. “Jar, awas!!” Semua mata mengikuti geraknya. Dengan lincah kakakku berenang ke tengah, tak mempedulikan hal lain. Yang ada di pikirannya hanya satu, menyelamatkanku! Sementara itu, aku yang telah kehilangan kesadaran semenjak terjatuh, makin jauh tenggelam ke dasar sungai. Hanya kepalaku yang sesekali muncul ke permukaan. Sekuat tenaga kakakku meraih tubuhku yang lemah, mengaitkannya ke punggungnya yang kurus. Gabungan dua badan yang memberatkannya tak dipedulikan sama sekali. Ia mengayuhkan kaki dan tangan, menjangkau sejauh dan secepat mungkin ke tepi sungai. “Hooiii!!! Bantu aku naik!!” Danang da...

MAS-KU TERSAYANG

“Mas.. Aku mau jalan-jalan ke sawah kayak kemarin..” Aku menarik-narik kaos kakakku. “Iya, Cha.. Bentar.. Mas lagi benerin sepeda nih,” Kulihat keringat mengucur deras di sekujur tubuhnya. “Beneran ya, Mas..” “Iya..” Aku duduk di sebelahnya, menatap penuh kekaguman. Kakakku yang gagah, kakakku yang kuat dan tegas, kakakku yang selalu melindungiku dari gangguan teman-temanku, juga amarah kedua orang tuaku. *** “Cha.. Icha.. Katanya mau jalan-jalan.. Hei! Kok malah tidur disini, sih..” Aku mengusap kedua mataku. Hoaaaahhhmm.. Rupanya aku ketiduran saat menunggu kakakku tadi. “Males ah, Mas.. Icha mau bobo aja..” Kugulung tubuhku, melanjutkan lelap yang tertunda. “Hhh.. Dasar anak manja,” Tak kusangka diangkatnya tubuhku yang hampir seukuran tubuhnya. Pasti lucu sekali kelihatannya, anak kecil yang mati-matian menggendong adiknya, meski usianya tak jauh berbeda. Aku menggeliat. “Nggg.. Kuat ga, Mas?” “Udah kamu diam aja, daripada kamu tidur di teras gini..” Pelan-pelan diletakkannya aku k...

IMPIAN

Pas di mahad, aku pernah menuliskan impian-impianku di atas kertas. Kini, bertahun kemudian, ternyata begitu banyak yang SUDAH TERCAPAI!!! 1. Selalu nomor 1 di angkatan 2. Nilai tertinggi sepanjang masa 3. Aktif di organisasi pondok 4. Jadi ketua kelas 5. Jadi ketua kamar 6. Jadi ketua rayon 7. Dapat beasiswa di sekolah 8. Dekat sama ustadz-ustadzah 9. Dikenal di mahad 10. Ikutan Miss Language 11. Ikutan Miss Scouting 12. Ikutan Miss Skill 13. Jadi anggota passus 14. Aktif di pramuka 15. Jadi MC kereenn 16. Jadi ketua bagian di organisasi pelajar 17. Jadi ALUMNI!!! 18. Jadi aktris di Drama Contest 19. Aktif di rayon, angkatan, pondok 20. Jadi anggota paskibra 21. Jadi pengerek bendera 22. Jadi kontingen mewakili pondok 23. Ikut lomba-lomba bergengsi mewakili mahad 24. Ahli bahasa Arab dan Inggris 25. Pinter khot/kaligrafi 26. Jadi santri kritis dan berprestasi 27. Bisa bikin cake tart 28. Bisa jadi photographer keren 29. Punya kamera fotografi 30. Bi...

DUA PULUH TAHUN

Benarkah aku sedang jatuh cinta? Padanya yang tak kusangka? Padanya yang dulu bahkan tak kulirik dengan sebelah mata? Dapatkah cinta hadir seperti ini layaknya? Aku punya seorang teman. Sahabat, lebih tepatnya. Seseorang yang selalu ada saat kubutuhkan. Seseorang yang kucari saat kebosanan datang. Seseorang yang lebih sering terlupakan saat kebahagiaan menyergap datang, namun tak pernah menolak mengulurkan bantuan saat diminta. Seseorang yang, tanpa kusadari, kini begitu sering kurindukan. Apakah semua ini hanya khayalan? Suatu saat, dulu, dulu sekali, aku lagi-lagi memanggilnya. Menyampaikan serangkaian permintaan yang tak berperasaan, merepotkannya dengan begitu banyak beban. Dan, selalu, ia tak sekalipun menolak. Semua ia kerjakan tanpa keluhan. Satu hal yang tak kumengerti hingga saat ini. Benarkah? Hingga saat seorang lagi sahabatku mengungkap, bahwa ia mencintainya. Selalu memikirkannya. Membuatku kembali berpikir, apa sebenarnya yang kurasakan padanya.. Saat itu kuulas senyu...

5 CM

Apabila kita yakin pada sesuatu, yang harus kita lakukan cuma percaya, lalu berusaha bangkit dari kegagalan. Jangan pernah menyerah! Letakkan keyakinan itu di depan kening. Letakkan mimpi, keinginan, cita-cita, keyakinan, harapan dan apapun yang akan kita kejar, tepat di depan kening kita.. terus disana, jangan menempel.. Biarkan.. dia.. mengambang, menggantung.. 5 centimeter.. di depan kening kita.. Sehingga dia takkan pernah lepas dari mata kita. Dan kita akan selalu membawa mimpi dan keyakinan itu setiap hari, akan kita lihat setiap hari, dan selalu percaya bahwa kita bisa. Apapun hambatannya, katakan pada diri kita sendiri.. Bahwa kita akan terus percaya pada keinginan itu dan kita takkan bisa menyerah. Bahwa kita akan berdiri lagi setiap kali terjatuh.. Bahwa kita akan terus mengejarnya sampai dapat, apapun itu.. Biarkan keyakinan kita, menggantung 5 cm di depan kening kita… Dan setelah itu, yang kita perlukan hanyalah.. Kaki yang akan berjalan lebih jauh dari biasanya...

TOKO BUKU NGAWI

Suatu hari, aku belanja di toko buku kecil di Ngawi. Pas baru masuk, tepatnya melangkahkan kaki, entah darimana ada suara: WELCOME to blablabla. Wuiihh… Aku sempat kaget juga tuh. Terus pas aku tanya Kamus Oxford, bapak penjualnya langsung menjawab, “Yeah, that is over there! Yes, on the back side… Right!”  ???   Otomatis aku tercengang bengong kayak orang bloon. Toko kecil begini, penjaganya menggunakan bahasa Inggris dengan aksen yang sangat bagus? Ternyata itu belum seberapa teman-teman.. Sewaktu melihat-lihat buku lain, bapak penjual bertanya: “Artinya ‘kamu anak keberapa’ apa ya, Mbak? Kan kalo jawabnya kaya I am the third child, trus pertanyaannya bagaimana, Mbak?” Aku agak ragu plus linglung menjawab, “Kalo tidak salah sih, teman buleku pernah nanya begini deh, Pak, ‘Which child are you in your family?’ begitu Pak.” Bapak tampak belum puas. Katanya, ”Bukannya kalau ‘which’ itu terlalu umum ya, Mbak.. Bisa cakep, jelek, pintar, dll…” Aku makin pusing. Kritis juga n...

LIBURAN

  Saat-saat menyenangkan, masa baru anak kuliahan, masa selesai pengabdian di pondok tercinta. Suasana baru, lingkungan baru, meski dengan atmosfer yang tak jauh berbeda. Hingga tak terasa, hampir sebulan sudah kujalani babak selanjutnya dari kehidupanku. Hari ini.. Tiba waktu pulang, kembali ke kampung halaman! Aku bertekad, liburan menjelang bertambahnya usiaku kali ini, akan menjadi liburan yang bermanfaat dan takkan kulupakan.. *** Perjalanan panjang, Malang-Bondowoso.. Sesampai di rumah, kudapati rona keterkejutan dari kedua orang tuaku begitu aku beruluk salam. Ternyata pesan singkat yang kukirimkan tidak sampai sebagaimana yang kuduga. Sehari itu pun kuhabiskan dengan bercengkrama, bertukar cerita bersama orang tua dan saudara-saudaraku. Keesokan harinya, kuputuskan untuk membuat sebuah kesibukan. Intensitas kegiatan yang padat di kampus membuatku terbiasa bergerak dan beraktivitas. Acara pertama yang kusiapkan adalah buka bersama alumni pondok di daerahku. Mul...

PRAGMATIS

Ke Swalayan ‘Sardo’ bareng Chipy.. Belanja keperluan, nge-net bentar.. Mau tes kesehatan dll, kok ya antri banget ya.. Besok saja lah! Oh iya, jadi ingat kemarin pas validasi, kakak.. eh.. bapak-bapak jurusan, mengejek aku dan Chipy! Bapak 1: Ijazahnya mana? Aku: Kan pake surat pernyataan, Pak.. Bapak 2: Tuh kan, lagi-lagi kayak gini nih! Jurusan apa kamu? Chipy: BSA, Pak. Bapak 3: Pasti, anak pondok kalo gak ngambil BSI, BSA, PBA.. Betul kan, lulusan pondok kamu? Chipy: (Ngangguk tak berdaya) Bapak 2: Iya.. yang ijazahnya bermasalah itu, kan! Kalo kamu, jurusan apa? Aku: PBA, Pak. Bapak 3: Oh, dasar pragmatis! Chipy: (mendongak kaget!) Bapak 3: Maunya jadi guru saja, PBA ini.. Pengen gampangnya saja! Bapak 2: Iya, beda sama BSA, bisa semuanya.. Aku: Loh! Saya mau jadi dosen kok, Pak.. Saya pengen menguasai Bahasa Arab juga.. Bapak 1,2,3: (cuek) Aku dan Chipy: (menggeram sebal) Bapak 2: Ya sudah, kembali sana! Aku dan Chipy: (berdiri secepat mungkin, t...

KAMPUS

Everything begins today! Subhanallah.. Aku sama sekali tak menyangka pilihan ibuku di UIN Malang benar-benar bagai anugerah dari Allah SWT. Meski awalnya sedih dan minder, apalagi saat mendengar ‘hujatan’ teman-teman.. Saat ini kurasa aku telah menemukan hikmahnya. Pertama kali datang, aku tidak terlalu kaget. Aku sudah sering melihat universitas yang lebih mewah dan besar di kota-kota lain. Namun saat kulihat ekspresi ayahku, beliau terlihat sangat bangga dan puas. Bangunan-bangunan yang tinggi, besar, megah, dan teratur, tampaknya menyenangkan beliau. Aku tersenyum bahagia. Saat tiba di kamar, mabna Ummu Salamah lt 2 kamar 19, alhamdulillah aku masih dapat kesempatan untuk memilih tempat tidur yang kusukai. Soalnya aku datang saat kamar masih lumayan kosong. Tempat tidur yang kupilih pas di balik kamar mandi, yang jelas asyik banget! My Room Mate: Laila Afifatun Nisa – Blitar Laili Kamilah – Probolinggo Nora Nuzliatul – Cirebon Rizki Puspita Sari – Jombang Muji Rahayu Setya –...

BU IYAH

Gambar
Pernahkah anda membayangkan bahwa di usia renta nanti anda harus bekerja membanting tulang demi memenuhi kebutuhan hidup? Memeras keringat siang malam seorang diri? Apakah yang akan anda rasakan? Kesedihan atau keputusasaan? Atau bahkan penyesalan akan nasib yang menghadang tanpa perasaan? Rasanya kita perlu belajar banyak dari seorang ibu tua di salah satu desa di Ngawi yang saya temui. Ibu Iyah, nama panggilannya, telah bertahun-tahun ditinggal anak dan suaminya. Beliau tinggal seorang diri di rumah kecil berdinding papan, bekerja sekuat tenaga demi sesuap nasi. Hari demi hari dilaluinya dengan mencari bilah-bilah kayu kecil yang lantas diserutnya hingga dapat dijual. Dari penghasilannya yang tak seberapa inilah, Bu Iyah menghidupi dirinya sendiri. Satu hal yang perlu digaris bawahi adalah keriangan dan ketulusan yang dimiliki beliau. Tak sedikitpun beliau mengeluh atas nasib yang menderanya. Justru senyum yang tak pupus menghiasi wajahnya yang lelah. “Saya ini sudah cukup seperti in...

PETUALANGAN SOREKU

Gambar
Tahu gak.. Sore ini aku bête banget.. Ada masalah besar yang menerpaku.. Ya sudah, kuputuskan untuk kembali berpetualang, memetik keajaiban-keajaiban baru yang pasti akan kutemui. Awalnya aku bingung, naik apa ya? Sepeda tidak ada, naik kendaraan sayang uangnya, yah, akhirnya kuputuskan untuk: JALAN KAKI! Sebenarnya sih aku sudah sering kemana-mana on foot , tapi tantangannya kali ini, aku harus: 1. Jalan kaki siang bolong 3 km bolak-balik (jadi total sekitar 6 km), SEN-DI-RI-AN! 2. Sampai di pondok kembali sebelum jam lima, jadi waktu yang kumiliki hanya 2 ½ jam 3. Melewati jalan yang hancur berantakan, becek, dan susaaaahhh.. banget dilewati, terutama kalau jalan kaki. 4. Pake 'rok', hehe.. Habisnya pake celana training, dah biasa.. ^^ 5. Mengalahkan rasa takutku yang terbesar: KETINGGIAN! (Yups, aku memang fobia  ketinggia n) Lebih ekstrim lagi, aku harus menyeberangi rel kereta api yang landing di atas sungai dengan ketinggian belasan meter! 6. Itu baru sebagian yang aku...

ANAK KESAYANGAN BAPAK

Siang yang panas. Aku tertatih menyusuri jalan, menuju terminal Purboyo. Duuh.. Rasanya perut ini melilit, maklum aku belum sempat mengisinya sejak pagi. Kupaksakan diri melangkah. “Ponorogo… Ponorogo..!!!” Teriakan beberapa kernet menyelingi hawa gerah yang menyelimuti. “Ponorogo, Mbak?” di hadapanku seorang kernet berkaos biru berdiri tegap. “Enggak, Pak. Saya mau ke Ngawi..” kusunggingkan seulas senyum penawar kecewa. Kernet itupun ngeloyor pergi. Aku menghela napas. Kulanjutkan langkah ke tempat pemberhentian bis tujuanku. Tak lama, bis yang kunanti tiba. Sumber Kencono jurusan Jogja berhenti tepat di depanku. “Alhamdulillah..” bisikku pelan. Rasanya aku tak kuat lagi menanti lebih lama. Segera aku melompat ke dalamnya. Hupp! Sambil celingak-celinguk mencari tempat duduk, aku memegang erat tas sampirku. Masih teringat jelas beberapa hari yang lalu aku hampir jadi korban pencopetan, seandainya saja seorang pemuda tanggung tak menolongku saat itu. Kuputuskan untuk duduk di ...

GURU

Bila aku diperkenankan mencari seorang guru,  aku takkan mencari orang yang bisa mengajarkanku terbang dan menghilang. Namun aku akan mencari orang yang dapat mengajarkanku kasih sayang terhadap sesama,  peduli pada semua orang,  rela akan keberuntungan orang lain,  selalu rendah hati, dan tidak sombong.  Adakah...? 

PEMBEKALAN KELAS ENAM

A HAPPY SWEET MEMORY AT MY SCHOOL’S AUDITORIUM RAMADAN 3, 1430 H AFTER LISTENING TO BARACK OBAMA’S SPEECH U: Okay, now! Who knows what Obama said in his speech we just heard? Anybody knows? None? Okay, Miss... What’s your name? Dayang? Alright, choose one of your friends to answer my question! D: Emm... Nur from Malaysia, Sir! U: That’s good! Where is she? Where are you, Nur? W: I’m here, Sir! U: Okay, mention what you understand from Obama’s speech! N: Eee... ‘Thank you’... U: Thank you... Good! So, another word? N: Engg... ‘Salam’... Oh no! I don’t know more, Sir?! U: Never mind... It doesn’t matter... Then, choose your friend to mention it, please! N: Yeah... I’ll choose... Ai! U: Ai? Okay, where is our sister, Ai? A: (writing on her notebook inattentively) Hah??!! Why?? What happened? U: Stand up, please! I would like to ask you something... A: Alright... (standing up in her place) U: Where are you from, Ai? A: I... I’m from Bondowoso, Sir! U...

LIBERALISME

Liberalisme atau Liberal adalah sebuah ideologi, pandangan filsafat, dan tradisi politik yang didasarkan pada pemahaman bahwa kebebasan adalah nilai politik yang utama. Secara umum, liberalisme mencita-citakan suatu masyarakat yang bebas, dicirikan oleh kebebasan berpikir bagi para individu. Paham liberalisme menolak adanya pembatasan, khususnya dari pemerintah dan agama. Liberalisme menghendaki adanya, pertukaran gagasan yang bebas, ekonomi pasar yang mendukung usaha pribadi (private enterprise) yang relatif bebas, dan suatu sistem pemerintahan yang transparan, dan menolak adanya pembatasan terhadap pemilikan individu. Oleh karena itu paham liberalisme lebih lanjut menjadi dasar bagi tumbuhnya kapitalisme. Dalam masyarakat modern, liberalisme akan dapat tumbuh dalam sistem demokrasi, hal ini dikarenakan keduanya sama-sama mendasarkan kebebasan mayoritas. Pandangan-pandangan liberalisme dengan paham agama seringkali berbenturan karena liberalisme menghendaki penisbian dari semua ta...

HUKUMAN

Menjalankan masa pengabdian di pondok memang bukan suatu hal yang mudah. Butuh perjuangan, kesabaran, ketabahan, dan terutama sekali, keikhlasan. Ada begitu banyak rintangan menghadang, juga kerikil-kerikil tajam yang terus menghalangi jalan yang berliku. Namun yang terpenting dilakukan adalah berusaha sedapat mungkin untuk melakukan yang terbaik, sembari menghindari kemungkinan-kemungkinan melakukan kesalahan, sekecil apapun. Seperti yang pernah kualami, ketika itu pernah aku hampiiirr saja menggagalkan pengabdianku. Naga-naganya, aku meninggalkan satu mata pelajaran untuk pergi ke rumah sakit menjenguk nenekku tersayang. Di pondokku, ini adalah suatu kesalahan yang amat berat, apalagi dilakukan oleh guru baru seperti aku. Sialnya lagi, saat itu aku dijadwalkan mengikuti  naqdu-t-tadris  (saat di mana seorang guru akan dievaluasi, baik metode pengajaran, ketegasan saat pengajar, dan lain-lain), jadi terang saja semua orang dari pengevaluasi sampai bapak pengasuh tahu kesalaha...